KARAWANG-Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menyarankan manajemen Persika steril dari kepentingan politik. Hal ini untuk mengurangi beban biaya dalam mengurusi klub sepakbola kebanggaan warga Karawang tersebut.
“Bola ini jangan jadi alat politik buat siapapun. Kalau ada campur tangan politik, tidak akan jalan-jalan. Mereka yang mengurusi tim sepakbola mesti yang benar-benar menyintai atau menyukai bola, dan punya keinginan tulus memajukannya. Hari ini kalau saya lihat, gemuk sekali tim formasinya,” ujar Cellica.
Diakui Cellica, ia belum menemukan formulasi yang jelas bagaimana mengarahkan Persika menuju ke industri sepakbola sebagaimana klub-klub profesional cabang olahraga bermasyarakat lainnya. Bagaimana ngurus sepakbola, Cellica mengaku perlu paham secara utuh. Namun untuk menjaga komitmen bersama dalam memajukan Persika, sistem manajemen atau manajerial di internal perlu terus diperbaiki.
Baca Juga:Banggar Minta PAD DitingkatkanPotensi Gempa Patahan Lembang Cukup Besar
“Diantaranya keterbukaan dalam pengelolaan dana. Apalagi jika melibatkan bantuan pihak swasta. Kalau di perusahaan publik itu ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Artinya, misal terdapat dana yang masuk ke Persika dari kalangan pengusaha, itu dijelaskan secara transparan buat apa saja, kegiatannya seperti apa, dan lain sebagainya. Sangat wajar bila pihak pengusaha membutuhkan kejelasan dampak manfaatnya buat mereka,” kata Cellica.
Ia menambahkan, secara pribadi ia berencana melakukan pendekatan kepada pihak perusahaan. “Karena ini menyangkut kepercayaan, saya tidak mau gegabah untuk melakukan pendekatan kepada mereka (pengusaha) buat ikut membantu Persika. Pemerintah daerah cuma sebatas mengimbau. Tidak punya kewenangan untuk memaksa. Pada sisi lain, justru sepakbola akan baik kalau ada campur tangan pihak swasta,” tandasnya.
Sebelumnya, CEO PT Singaperbangsa, Rakhmat Gunadi menyatakan, soal terus merosotnya prestasi Laskar Jawara (sebutan Persika) disebabkan minimnya kontribusi pemerintah daerah bagi Persika. Dari sekian banyaknya perusahaan yang berdiri kokoh di Karawang, hanya beberapa perusahaan yang selama ini berperan serta membantu Persika.
“Semua orang tahu bahwa di Karawang ini banyak kawasan industri berapa ribu perusahaan, dengan hitung-hitungan angka kecil saja enggak usah angka Rp10 juta, bicara Rp5 juta aja atau Rp1 juta seperusahaan saja, kan udah kebayar. Nah, hari ini perusahaan tidak begitu antusias untuk memberikan kontribusi kepada Persika. Kan di situ harus ada peran pemerintah daerah dan nyatanya tidak,” kata Rakhmat Gunadi.