Lintasi Lima Kecamatan, Panjang Sesar 29 Kilometer
BANDUNG BARAT-Potensi gempa yang bersumber dari patahan atau sesar Lembang, dinilai sejumlah peneliti memiliki kekuatan yang cukup besar. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini, edukasi maupun simulasi mitigasi untuk mengurangi dampak gempa sesar Lembang pun semakin gencar disosialisasikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Agus Rudianto mengatakan, pihaknya sudah banyak melakukan sosialisasi mengenai sesar Lembang. Bukan hanya oleh BPBD, sosialisasi juga dilakukan dengan kerja sama pihak lain, seperti dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kami di BPBD, khususnya di bidang (Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan) saya, punya tiga kegiatan, yaitu sosialisasi desa tangguh bencana, sosialisasi sekolah siaga bencana, dan gladi simulasi. Semua itu diprioritaskan di sekitar jalur sesar Lembang, meski sesekali juga dilakukan di daerah selatan,” kata Agus, Selasa (11/9).
Baca Juga:Peduli Lombok, XTC Galang DanaJokowi vs Neno Warisman
Menurut para ahli, kata dia, daerah yang terlewati sesar Lembang di Bandung Barat meliputi lima kecamatan. Kelima kecamatan itu ialah Lembang, parongpong, Cisarua, Ngamprah, dan Padalarang. “Hasil penelitian para ahli, panjang sesar Lembang itu disebutkan 29 kilometer. Kami di BPBD kan enggak punya ahli peneliti gempa,” ujarnya.
Meskipun sudah banyak melakukan sosialisasi, dia mengakui, informasi mengenai patahan Lembang masih perlu disampaikan terus. Dengan keterbatasan pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi, dia menilai, berbagai elemen, termasuk masyarakat dan kalangan dunia usaha, juga harus ikut peduli.
“Kita harus bersiaga, bersiap, untuk melakukan upaya terbaik, terutama upaya penyelamatan nyawa manusia. Itu yang paling utama. Soalnya, gempa itu sebetulnya tidak membunuh. Yang membunuh itu reruntuhannya. Oleh karena itu, bangunan yang ramah gempa juga harus disosialisasikan,” katanya.
Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Bandung Iswandi Imran mengatakan, sejauh ini belum ada kajian mengenai tingkat kerawanan bangunan yang dipicu oleh potensi gempa sesad Lembang. “Memang belum ada. Sejauh mana bangunan itu, bahwa kalau terkena goncangan dari sesar Lembang, bisa survive. Itu belum ada, memang perlu ada sih,” katanya.