“Kemarin edukasi yang kami berikan lebih menyasar pilar nomor satu dan tiga. Soalnya, banyak sekolah yang belum punya jalur evakuasi. Kalau tempat evakuasi, walaupun enggak ada tempat khusus, biasanya ada lapangan. Jadi, secara otomatis lapangan sekolah yang jadi tempat evakuasi,” katanya.
Lantaran bukan ahli sipil, Rahma mengaku tak bisa menilai bangunan sekolah yang berada di dekat jalur sesar Lembang terkategorikan aman atau tidak terhadap gempa. Di berharap, sekolah maupun rumah sakit di sekitar koridor sesar Lembang bisa dicek dan diperkuat dengan konstruksi tahan gempa.
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendata sekolah yang rusak di Lombok, sebagian Bali dan Sumbawa yang kemarin terdampak gempa, total ada 1.230 sekolah yang rusak. Itu kan banyak sekali. Sementara kalau saya survei ke sana kemarin, secara kasat mata karena saya bukan orang struktur, bentuk sekolahnya mirip dengan sekolah di sini,” katanya.(eko/din)