COMPRENG- Dampak dari pergerakan tanah di Dusun Tanjungsalep Desa Sukadana membuat Eni (50) harus mengungsi ke tempat yang lain. Sebab rumah miliknya telah roboh.
Enimengungkapkan bahwa keretakan di rumah miliknya mulai terjadi pada tahun 2016. Ia mengatakan, keretakan terjadi secara bertahap dengan lebar seukuran tiga keramik.
“Runtuhnya itu sekitar awal tahun 2017, retaknya dikit-dikit, seblok-blok, jadi bisa dilihat ada tanah yang udah di bawah, terus ini masih diatas, jadi tidak langsung,” kata Eni saat bercerita pada Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Penikmat Dana Jampersal Segera TerungkapAda 23 Tusukan di Tubuh Janda Karyawan Bank
Eni mengatakan saat ini ia tinggal di rumah anaknya yang terletak di depan rumahnya yang sudah roboh itu. Beruntung sebelum roboh rumahnya sudah ditinggalkan.
“Sekarang tinggal di sini, tapi ini juga ada yang retak lagi, soalnya kan rumah saya memang paling depan deket ke sungai,” ucap Eni.
Sementara itu, warga lain, Rani memilih tetap bertahan di rumahnya meskipun terjadi keretakan di beberapa titik, mengungkapkan bahwa ia bersama suaminya memilih untuk tetap tinggal karena memang itulah satu-satunya rumah yang dia miliki.
“Kalau pindahpun buat kita yang ga punya susah, mau pindah harus beli tanah lagi, bangun rumah lagi,” kata Rani.
Meski begitu ia mengakui, jika musim hujan tiba atau jika kondisi mendung dirinya beserta keluarga merasa was-was. Sebab, kadang debit air yang tinggi sampai ke rumahnya dan ketakutan nya bertambah manakala terjadi pergerakan tanah.
“Kadang kalau sudah mendung sudah takut sendiri, airnya suka kesini,” kata Rani.(ygi/man)