SUBANG-Pelayanan kesehatan di RSUD Kelas B Subang saat ini terganggu. Penyebabnya, dana BPJS masih nunggak hingga Rp9,5 miliar. Seharusnya, sudah ada pembayaran pada 28 Agustus lalu. Jika dibiarkan, RSUD terancam bangkrut.
Padahal kebutuhan pelayanan dan obat-obatan sangat dibutuhkan. Tunggakan ini diakui Kasubag Humas RSUD, Mamat Surahmat sangat mengganggu pelayanan.
Dikatakan Mamat, pasien RSUD terus bertambah setiap hari. Berobat menggunakan klaim BPJS hingga 80 persen. “Pelayanan terus kita lakukan, walaupun dampak dari belum dibayarkannya tunggakan BPJS sangat terasa. Mulai dari operasional dan juga kesediaan obat-obatan,” ungkap Mamat, Kamis (13/9).
Baca Juga:Jika Tidak Tuntas, Kejari DidemoWarga Mulai Terbiasa Praktik Urban Farming
Dijelaskan Mamat, untuk bulan Agustus 2018 saja, tunggakan BPJS Kesehatan kepada RSUD sudah mencapai Rp9,5 miliar. Pihaknya sudah melakukan klaim, tapi belum dibayarkan padahal jatuh tempo pengklaiman pada 28 Agustus 2018. “Ini sudah mencapai September, secara tidak langsung kondisi ini menyulitkan RSUD,” tandasnya.
Setelah dikonfirmasi ke pihak BPJS, lanjut Mamat, ternyata pihak BPJS mengalami kesulitan keuangan dalam proses pembayaran. Malah kata Mamat, pihak BPJS menyarankan kepada RSUD agar meminjam dana sementara kepada pihak lain (perbankan).
“Kalau meminjam ke pihak lain itu gak bisa kita lakukan. Sebab sejauh ini kan kita kerjasamanya dengan BPJS Kesehatan, kenapa harus meminjam kepada pihak lain?” katanya.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, lanjutnya, RSUD akan sangat kesulitan dan berdampak sangat besar dalam pembelian obat, pembayaran jasa dan lainnya seperti kebutuhan pasien yang harus dibeli. “Dampaknya sangat besar jika di bulan September 2018 ini masih belum juga dibayarkan. Perlahan-lahan RSUD ini bisa mengalami kebangkrutan,” katanya.(ygo/man)