Baru pertama ini Danyal jadi anggota DPR. Baru 4 bulan pula. Sudah rela meninggalkan kursinya. ”Saya lihat Datuk Danyal serius sekali. Minta-minta saya menggantikannya,” ujar Anwar. ”Saya pun menemuinya. Membicarakannya. Lalu saya putuskan menerima,” tambahnya.
Datuk Danyal keturunan India. Ia pensiunan Angkatan Laut Diraja Malaysia. Ia masuk partai belum lama. Tapi aktif sekali. Untuk mengubah Malaysia. Dari gaya pemerintahan lama.
Ia ikhlas jadi aktivis Partai Keadilan Rakyat. Yang didirikan Anwar Ibrahim. Tidak mengharapkan apa-apa. Tidak tertarik kursi. Pencalonannya di DPR itu karena perintah partai. Itu pun sudah jam-jam terakhir. Hanya 11 jam sebelum pendaftaran ditutup. Terpilih. Dapat 36.000 suara. Lawannya, dari UMNO hanya dapat 16.000 suara. Yang dari PAS lebih kecil lagi.
Baca Juga:Tekan Populasi, POPT Kendalikan Hama PadiCakades Mulai Daftar ke Panitia
Datuk Danyal orangnya serius. Badannya dempal. Rambutnya sudah memutih. Potong pendek, tapi tidak sampai sependek potongan militer. Disisir rapi.
Waktu mengumumkan pengunduran dirinya, lebih 5 kali Datuk Danyal menyebut ini: Yang berbahagia Datuk Anwar Ibrahim, Perdana Menteri in waiting.
Ia tidak sabar menunggu. Anwar Ibrahim jadi perdana menteri baru. Ia istilahkan: dari penjara ke istana.
Datuk Danyal menyebut Anwar Ibrahim sebagai Mandelanya Malaysia. Ia terkesan atas dua hal: perhatian Anwar ke orang miskin dan ke golongan minoritas. ”Saya ini dari desa. Tahu miskinnya orang desa,” katanya.
Ia menampik anggapan kurang bertanggung jawab. Terutama pada konstituennya di Port Dickson.
”Justru saya lebih bertanggung jawab. Dengan Anwar Ibrahim jadi anggota DPR dari Port Dickson dan nanti jadi perdana menteri Port Dickson lebih maju,” katanya.
Anwar, katanya pemimpin yang hebat. 30 tahun berjuang tanpa lelah. Saya akan selalu di sebelahnya. Katanya.
Itu pula yang membuat Anwar terharu.
Di politik itu, katanya, sering terjadi: pada mulanya ok tapi kemudian tidak ok. Datuk Danyal ok oce.(*)