Isian formulir ini juga tidak dia baca.
Saya diminta membawanya ke lantai atas: ke ruang tunggu dokter.
Ada 20-an kursi di situ. Tiga terisi. Ruang tunggu yang nyaman. Ada TV. Ada layar video on demand. Ada lukisan-lukisan praire. Ada seni instalasi. Ada jam dinding raksasa. Ada mainan anak-anak.
Seorang suster memanggil: ”Dalan… ”
Saya sudah hafal. Orang barat sulit memanggil Dahlan dengan benar. Orang Tiongkok apalagi. Ayah saya sendiri pun sulit. Memanggil anaknya itu: Dakelan.
Dipanggil Dalan begitu saya berdiri. Menyerahkan isian formulir. Lalu mengiringinya ke satu koridor: disuruh timbang badan. Diukur tinggi badan.
Baca Juga:Santri Harus Miliki Jiwa UsahaDeklarasi Paguyuban Sundawani, Wadah Budaya Sunda
Berat badan saya entah berapa. Hitungannya dalam pound. Tinggi badan saya juga entah berapa. Hitungannya dalam inci.
Tapi saya percaya. Biar pun dihitung dengan inci badan saya tidak akan lebih tinggi. Angkanya saja yang lebih banyak.
Lalu masuklah ke ruang pemeriksaan. Ada tempat tidur pasien beralas kertas. Saya hanya diminta duduk di situ. Diukur tekanan darah.
Dimasukkan satu paku ke mulut saya: pengukur suhu badan. Ditanya apakah alergi terhadap obat.
Petugas itu keluar. Menutup pintu di depan saya. Masuklah dokter: wanita. Matanya biru. Rambutnya blonde. Celananya jeans. Muda. Tapi tidak setinggi umumnya orang bule.
”Saya minta dibikinkan resep,” kata saya. Untuk tiga jenis obat itu. Untuk keperluan satu bulan. Dia pun membuatkannya: selesai.
Bentuk resepnya print-out. Yang lebarnya satu folio. Satu jenis obat satu print-out.
Baca Juga:Bendungan Jatiluhur Akan Diadopsi di Papua BaratMinim Sarana Baca, Harapkan Bantuan
Jadi, ada tiga lembar resep: boros banget. Hematan dokter Indonesia. Tujuh obat sekali pun ditulis dalam satu resep –kertas kecil yang tulisannya sulit dibaca itu.
Saya bawa resep itu ke Walmart. Saya jejer-jejer dulu di atas kursi. Saya foto. Kapok dia. Biar tiga lembar memfotonya jadi satu. Hemat.
Ternyata hanya ada dua jenis obat yang tersedia di apotik Walmart. Dua-duanya yang terkait dengan aorta dissection saya itu. Yang satu lagi, yang kaitannya dengan transplant hati: kosong. Tidak ada stok.
Saya pun membayar untuk yang ada itu. Beres. Siap pulang.