SUBANG-Dinas Kesehatan dan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Pasar (DKUPP) membenarkan bahwa harga obat naik dipicu kenaikan dolar. Sebab, bahan baku obat mayoritas dari luar negeri. Apalagi di Subang tidak ada pabrik obat.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga obat, DKUPP melakukan pengecekan ke sejumlah toko penjual atau apotek. Pihaknya pun melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan.
Kabid Perdaganagan DKUPP Nurudin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan harga ke apotek, pertokoan dan warung. “Kita lakukan pengecekan, memang ada obat jenis pereda lambung dan juga sakit kepala yang mengalami kenaikan,” katanya.
Baca Juga:HoustonPenertiban Pasar Tradisional PR Bupati Terpilih
Dijelaskan Nurudin, saat ini pasokan obat-obatan didatangkan dari luar Subang. Selain biaya pengiriman juga kenaikan harga dipengaruhi harga bahan impor. Dirinya memprediksi harga obat masih akan mengalami kenaikan lebih jauh. Untuk itu, pihaknya akan menggandeng Dinkes Subang untuk melakuan sidak ke berbagai apotek dan toko obat.
“Sejauh ini untuk harga obat-obatan kenaikannya masih di angka 10 persen. Jika ada kabar kenaikan 30 persen kita berharap itu tidak terjadi. Maka dari itu kita akan menggandeng Dinkes untuk melakukan sidak,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan dr Ade Rusiyana menambahkan, harga obat memang mengalami kenaikan namum stok di Dinkes dan Puskesmas masih aman. Pihaknya membeli obat melalui e-katalog dengan pembayaran e-purchasing secara online. “Stok obat-obatan masih aman, mengenai harga memang mengalami kenaikan pasca dolar naik,” kata Ade.(ygo/man)