PURWAKARTA – Kondisi pasar di Purwakarta yang terkesan kumuh dan semrawut, menjadi ‘ PR’ buat pemimpin terpilih kedepan. Sebagaimana diketahui, sejumlah pasar tradisional di Purwakarta terkesan tak tertata, bahkan nyaris tidak terurus dengan baik, selama 10 tahun terakhir.
Contoh saja lokasi Pasar Rebo yang berada di jalan Kapten Halim Kelurahan Sindang Kasih. Sejumlah parkir liar, pedagang kaki lima dan angkotan kota terlihat berantakan, padahal lokasinya di kecamatan Kota Purwakarta.
” Kami menilai kurang elok saja, bukan ingin menggangu atau mempermasalahkan lokasi pasar. Tetapi, kalau kondisinya macet, kotor, berantakan, bau dan kumuh, jelas mengganggu. Bukan hanya kepada pengguna jalan, tetapi juga mengurangi estetika keindahan kota, apalagi jaraknya tidak jauh dari Taman Air Mancur Sri Baduga, yang memiliki taraf nasional, ” ujar Feriliyanto salah satu aktifis pemerhati aset negara.
Baca Juga:Produksi Padi di Patokbeusi Meningkat TajamNormalisasi Kali Mataram Dorong Produksi Padi
Dirinya berharap, parkir liar, angkot yang parker sembarangan menunggu penumpang, ditampah pemandangan sampah yang berserakan menjadi perhatian pedagang yang ada di pasar. Selain membuat malas pembeli berkunjung, juga diyakini berdampak negatif buat warga Purwakarta secara keseluruhan
” Disiplin dan peduli menjaga kebersihan lingkungan, bukan hanya menjadi kebutuhan segelintir orang. Tetapi sudah menjadi kebutuhan umum, ” lanjutnya.
Untuk itu harap dia, pemimpin Purwakarta kedepan bisa melakukan komunikasi dengan pedagang dan masyarakat sekitar, agar kedepan lebih tertata rapi. Apalagi, nyaris tidak nampak petugas Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas angkot, Sat Pol PP menertibkan pedagang, yang menggunakan bahu jalan dan polisi pengatur alur lalu lintas di sejumlah lokasi pasar tradisional yang ada di Purwakarta.
“Semoga setelah beberapa kali ganti bupati gagal mentertibkan, bupati dan wakil bupati terpilih yang baru, punya solusi terbaik untuk semua pihak, ” tuturnya.
Menanggapi hal itu, salah seorang warga pengunjung pasar tradisional, yang ada di Purwakarta mengaku sedikit terganggu, dengan kehadiran parkir liar, yang memakan bahu jalan , menambah kotornya hampir semua pasar tradisional, yang ada di Purwakarta.
“Kita tahu kalau harga di pasar tradisional lebih murah dan lebih lengkap, daripada belanja kebutuhan sehari hari di supermarket atau mall. Namun kenyamanan berbelanja di era hari ini, menjadi salah satu kebutuhan ,” pungkasnya. (mas/dan)