PURWAKARTA – Ribuan karyawan PT. Dada harap-harap cemas dengan kondisi perusahaan yang disinyalir mengalami kemunduran atau bahkan nyaris bangkrut.
Ribuan karyawan yang menggantungkan kehidupan dari perusahaan yang bergerak di bidang garmen tersebut pun, mulai mengeluhkan seringnya pihak manajemen, yang membayar gajih para buruh.
Bukan hanya gaji, ternyata pihak manajemen juga diketahui terlambat membayar uang transport dan uang makan karyawannya selama tahun 2017 lalu dan belum jelas kapan akan dibayar atau tidak.
Baca Juga:Yayasan Salafiyah Khitan 400 AnakBanyak Gedung Abaikan Antisipasi Kebakaran
Elin Ketua Serikat Pekerja Perusahaan tersebut mengaku dan membenarkan hal tersebut. Jika gajih atau upah dalam tahun ini sudah 3 kali mengalami keterlambatan dibayar pihak perusahaan Dada.
“Yang pertama bulan Maret, kemudian bulan Juli dan yang terakhir kemarin yang bulan Agustus,” beber Elin, saat ditemui di markas KC FSPMI Purwakarta.
Meski demikian, Elin berharap, agar ribuan buruh tetap tenang bekerja, dan tidak terlalu cemas, karena kondisi perusahaan yang terus memburuklah yang membuat pembayaran upah kerap terlambat.
“Uang makan dan transport selama tahun 2017, belum diberikan sampai saat ini. Janji manajemen perusahaan sih, katanya akan diberikan pada bulan Agustus atau Spetember paling telat bulan Oktober. Tapi nyatanya sampai menjelang akhir September ini belum ada kabar yang pasti, kapan mau dibayarkannya,” beber Elin.
Yang lebih memprihatinkan bagi karyawan, perusahaan yang pernah memasuki masa berjaya pada awal tahun 2000 an dengan jumlah karyawan lebih dari 6.000 orang. Dikabarkan sudah mulai menjual mesin-mesin produksi guna menutup kebutuhan keuangan.
“Sekarang karyawannya kurang lebih tinggal 1280 orang, padahal dulu mencapai 6.000 orang lebih. Kalaupun terpaksa pabrik harus tutup karena pailit atau bangkrut, kami harapkan perusahaan menyelesaikan kewajibannya, sesuai dengan uu perburuhan,” tambah Elin, yang tercatat sudah menjadi karyawan Dada selama belasan tahun.
Tuntutan dari para karyawan kata Elin, memohon perusahaan ini mau lanjut atau tidaknya beroperasi, dengan solusi duduk satu meja dengan pihak manajement. Jangan sampai diakhir cerita ketika perusahaan tutup karyawan ditinggalkan begitu saja.
Baca Juga:Promosikan Candi Jiwa lewat Festival Goyang KarawangTito Utoyo Siap Mengabdi dan Membangun Desa
“Yang paling awal kita tuntut perusahaan membayar kewajiban uang makan dan transport karyawan selama satu tahun yang tahun 2017. Karena untuk tahun 2018 ini uang makan dan transport belum jelas apakah ada atau ditiadakan,” harap Elin.