Kisah Pensiunan Pekerja Perkebunan yang Kini Memprihatinkan
Banyak kisah sejarah di Kampung Cipedes, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum. Di sana banyak terdapat bangunan peninggalan pekerja perkebunan PTPN. Kini area itu menjadi milik PT Pabrik Gula Rajawali. Bahkan menurut warga, di sana ada bangunan rumah ajudan Herman William Daendles. Tapi kini sudah rata dengan tanah.
LAPORAN: YUGO EROSPRI-Cikaum
KINI rumah bekas pekerja perkebunan masih bisa ditemui dan ditempati. Sebagian di antaranya masih berdiri tapi sudah rapuh. Usia rumahnya sudah lebih dari 100 tahun.
Salahsatu yang menempati rumah peninggalan pekerja kebun yaitu Encu (76). Bahkan dia pernah bekerja menjadi mandor perkebunan sejak tahun 1962 dengan gaji 40 ketip (perak).
Baca Juga:Dolar Naik, Petani Udang Untung BerlipatMGMP PJOK Komisariat Pagaden Salurkan Bakat Siswa
Tapi setelah pensiun, nasibnya memprihatinkan. Rumah peninggalan orang tuanya itu belum diperbaiki. Kata Encu, banyak pihak yang sudah menjanjikan akan meperbaiki. Sudah difoto berkali-kali. Tapi tidak juga ada realisasinya. Kini rumah Encu sudah tidak layak huni. Tapi tetap ia tempati bersama cucunya. Sementara istrinya sudah tiada.
Menurutnya, rumah peninggalan para pekerja perkebunan yang disebut bedeng itu rata-rata sudah tidak layak huni. “Di sini banyak cerita sejarah mulai dari zaman Belanda hingga Jepang. Namun peninggalannya sudah rata dengan tanah,” katanya.
Kini Encu mengaku kesulitan. Ia berharap ada perhatian dari pemerintah. “Saya sering takut (ambruk) karena kondisi rumah saya adalah rumah era Jepang dan sudah berusia 100 tahunan. Ini rumah juga dari penninggalan orang tua saya,” tutur Encu.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Drs Rahmat Effendi mengatakan, dirinya mengimbau kepada masayaraat yang hendak meminta usulan rehabiitasi rumah bisa diusulkan melalui RT/RW setempat dan pihak desa.
“Nantinya diusulkan kepada Dinsos untuk mendapatkan program bedah Rutilahu,” tandasnya.(*/man)