Oleh : Ridho Budiman Utama,
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat
PERINGATAN Hari Tani yang dilaksanakan setiap tahun sudah selayaknya kita jadikan momentum untuk merenungkan kembali sejauh mana upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah bersama rakyatnya dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan di negeri ini. Hal ini dikarenakan kedaulatan sebuah bangsa sejatinya bukan semata – mata ditentukan oleh kekuatan militer yang dimiliki oleh negara tersebut, namun juga dipengaruhi oleh kemampuan negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya tanpa harus (selalu) bergantung kepada negara lain (import). Dalam konteks ini, terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri (swa sembada) menjadi sebuah keniscayaan. Ketersediaan pangan tidak hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, naum juga dapat dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan. Ketersediaan pangan juga sangat diperlukan sebagai bahan dasar produksi sumber energi hayati.
Berbicara tentang kedaulatan pangan tentunya berkaitan erat dengat ketersediaan lahan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Ketersediaan jumlah lahan idealnya berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bahkan disarankan melampaui. Dalam hal ini keberpihakan pemerintah terhadap bidang pertanian akan sangat menentukan ketersediaan lahan produksi pertanian. Demikian pula dengan kualitas lahan, tingkat kesuburan lahan akan sangat menentukan kualitas serta jumlah produksi pangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan kesuburan tanah serta meminimalisir terjadinya alih fungsi lahan secara tidak terkendali menjadi pra syarat terwujudnya kedaulatan pangan.
Adapun ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga menjadi modal utama dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan. Pengetahuan yang memadai tentang bagaimana cara meningkatkan hasil produksi pangan (yang berkualitas) sekaligus menjaga kesuburan lahan mutlak dimiliki oleh mereka yang bekerja di bidang pertanian. Tanpa dibekali dengan pengetahuan tersebut akan sulit bagi bangsa ini untuk mampu bersaing dengan bangsa – bangsa lainnya, khususnya di bidang pertanian. Namun, upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai permasalahan kerap muncul ke permukaan dan menjadi batu sandungan bagi bangsa ini untuk meraih (kembali) kejayaannya sebagai negeri agraris.