BANDUNG-Majelis Wali Amanat (MWA) telah menetapkan tiga nama besar terpilih sebagai calon rektor Universitas Padjadjaran, antara lain Aldrin Herwany, SE, MM, Ph.D., Prof. H. Atip Latipulhayat, SH, LLM, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, dan nama-nama tersebut meraih perolehan suara terbanyak dari delapan bakal calon lainnya. Uniknya, tiga calon rektor Unpad ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut Berdasarkan alfbatis.
1. Aldrin Herwany, Sang Periset Yang Berprestasi
Aldrin Herwany adalah seorang Dosen Manajemen, dan juga peneliti keuangan dari FEB Unpad dan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Jawa Barat. Wongkito kelahiran Tanjung Karang tahun 1969 ini memperoleh Charter Award dari Unpad (2011) setelah tiga tahun berturut-turut (2008-2010) menyabet penghargaan paper terbaik dalam rangkaian konferensi ilmiah paling bergensi di bidang ilmu keuangan tingkat dunia yang diselenggarakan The Institute for Business and Finance Research (IBFR).
Melalui kertas kerjanya yang berjudul Depositor Sensitivity to Risk of Islamic & Conventional Bank: Evidence From Indonesia, Aldrin berhasil menjadi salah satu dari tujuh peraih kerta kerja terbaik di bidang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan yang secara otomatis dipublikasikan pada The International Journal of Business & Finance Research. Forum ilmiah tahunan ini diikuti oleh 502 praktisi dan akademisi yang mewakili 240 universitas, institusi, dan perusahaan dari 40 negara.
Baca Juga:Posisi Arogansi Bisa Dari Golongan ProfesiDeklarasi Gerakan Petani Milenial Jaringan Pemuda Petani
Bagi alumni Program Doktor dari International Islamic University Malaysia ini dunia penelitian nampaknya sudah mendarah daging. Sudah banyak tulisan ilmiah baik yang dimuat di jurnal ilmiah maupun di media cetak buah pemikirannya dalam meneliti berbagai kasus dan fenomena ekonomi di Indonesia. Meneliti sudah menjadi bagian dari hobinya. Saat Pleno MWA Aldrin meraih 7 Suara.
2. Atip Latipulhayat, Pakar Hukum Yang Pernah Nyalon Hakim MK
Atip Latipulhayat adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Ia mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Unpad, serta memperoleh gelar master dan doktor pada bidang hukum pada Monash University, Australia.
Selain bergiat sebagai salah seorang tokoh penting di lingkungan organisasi Persatuan Islam (Persis), ia saat ini memimpin Tajdid Institute, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pengembangan masyarakat dan pendidikan. Putra kelahiran tahun 1964 itu juga berkiprah dalam berbagai gerakan keagamaan, salah satunya menjadi Ketua Dewan Pakar ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syi’ah).