“Keinginan pa bupati baru tidak mau seperti itu (Akur jadi nama tempat). Beliau hanya ingin semua jajarannya lumpat (lari) merealisasikan progran kerja sesuai dengan visi Akur,” tandasnya.
Lebih jauh, pihaknya saat ini sedang melakukan revitalisasi beberapa pasar yang sumber pendanaannya berasal dari DAK. Seperti Pasar Cibenda senilai Rp550 juta, Pasar Baranangsiang dengan nilai Rp1,715 miliar dan progresnya sudah 25%, serta Pasar Sindangkerta dengan anggaran Rp1,2 miliar yang pembangunannya sudah berproses sekitar 40%. Jika pembangunannya sudah selesai, nama pasar itu akan disesuaikan dengan nama daerah setempat dan tidak akan ada embel-embel Akur.(eko/din)