JAKARTA-Sejumlah madrasah, pesantren, dan UIN Mataram ikut terdampak musibah gempa Lombok, NTB. Agar kegiatan belajar dan kuliah tetap berjalan, Kemenag telah mendirikan 120 tenda.
Sebanyak 50 tenda untuk perkuliahan di UIN Mataram. Sedang 70 tenda lainnya, untuk kegiatan belajar siswa madrasah dan santri pesantren yang dipusatkan di Kanwil Kemenag NTB.
“Alhamdulillah sudah dimanfaatkan untuk kegiatan perkulihan di UIN Mataram,” terang Kepala Biro Umum Syafrizal di Jakarta.
“Termasuk juga 70 tenda yang diberikan ke Kakanwil NTB untuk sarana belajar mengajar di madrasah dan pesantren. Tenda ini menjadi kelas sementara,” sambungnya.
Baca Juga:Umbara dan Hengki Ngencleng, Salurkan Bantuan Bagi Korban BencanaEmil Ingin Pemuda Menjadi Mitra Pembangunan
Menurut Syafrizal, satu unit tenda sementara itu berukuran 6 x 14 m. Setiap unit tenda, bisa untuk kegiatan belajar bagi 40 siswa atau mahasiswa. Dengan demikian, proses belajar mengajar di madrasah atau pesantren dan UIN Mataram tetap berjalan.
“Seluruh tenda tersebut merupakan bantuan dari ASN Kemenag,” tandasnya.
Kementerian Agama melakukan tiga tahapan penanganan korban terdampak musibah gempa NTB. Langkah pertama adalah penggalangan dan penyaluran dana bantuan. Total terkumpul Rp14,2miliar dana bantuan dari keluarga besar ASN Kemenag, serta Rp2,9miliar dari petugas dan jemaah haji 2018.
Dari dana bantuan tersebut, kata Syafrizal, sebanyak Rp5,15miliar sudah disalurkan.
Langkah kedua adalah proses rehabilitasi/rekonstruksi melalui mekanisme revisi anggaran. Total terhimpun Rp125miliar yang akan dialokasikan untuk rehab/rekon sarana pendidikan agama dan keagamaan, serta rumah ibadah.
Adapun tahap ketiga adalah program recovery yang anggaran dan pelaksanannya akan dilakukan pada 2019. Fokusnya adalah pembangunan kembali gedung dan sarana pendidikan, serta rumah ibadah.(bbs/ded)