Penerima Program Beasiswa di Era Bupati Eep Hidayat
SUBANG-Sungguh miris, enam mahasiswa Subang yang kuliah di Jerman pulang tidak mendapat gelar sarjana. Mereka adalah penerima beasiswa dari Pemkab Subang di era Bupati Eep Hidayat.
Belum diketahui secara pasti penyebebnya. Diduga mereka gagal menyelesaikan masa studi. Sedangkan untuk melanjutkannya kesulitan biaya.
Sebelumnya, Pemkab Subang telah menghentikan beasiswa kepada 19 mahasiswa yang diberangkat tahun 2011 dan 2011 tersebut. Tepatnya pada tahun 2016, bantuan tersebut tak pernah digulirkan lagi. Alasannya, lama studi di Jerman idealnya enam tahun.
Baca Juga:Grup Gay di Medsos Bermunculan, Anggotanya Lebih 500 OrangBreaking News! Cari Bukti Kasus NISN, Kejari Geledah Dinas Pendidikan
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Subang, H Dedi Supriadi mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan agar mahasiswa asal Subang tersebut mendapatkan bantuan untuk menyelesaikan studinya.
“Yang sembilan orang itu sebentar lagi akan lulus. Mereka kini ada yang akan sidang akhir, ada juga yang tinggal satu semester lagi. Orang tuanya berharap ada bantuan dari Pemkab Subang hingga lulus,” ungkap Dedi kepada Pasundan Ekspres.
Dia mengatakan, program beasiswa tersebut berawal dari tahun 2010 pada saat era Bupati Eep Hidayat. Angkatan pertama diberangkatkan sebanyak 9 orang. Angkatan kedua yang diberangkatkan tahun 2011 sebanyak 10 orang. “Hanya ada dua angkatan yang berangkat kuliah di Jerman. Totalnya sebanyak 19 orang,” ungkapnya.
Selama menempuh pendidikan mereka dibiaya oleh APBD sebesar Rp120 juta per tahun per orang.
“Setiap tahunnya, biaya bagi mereka total sebesar Rp2 miliar. Itu terakhir diberikan pada tahun 2016,” ujarnya.
Sementara itu, dari total 19 mahasiswa, yang sudah lulus sebanyak 4 orang. Mereka langsung menempuh pendidikan S2. Bahkan diantaranya sudah bekerja di Jerman. “Dua orang diantaranya sudah ada yang menjadi manajer di salah satu perusahaan elektronik di Jerman,” kata Dedi.
Berbeda cerita dengan 6 orang mahasiswa yang sudah pulang, namun tidak membawa gelar sarjana. Sebanyak enam orang telah pulang pada tahun 2016. Dedi menyebut, mereka dideportasi dari Jerman. Namun ia tidak menjelaskan secara jelas alasan kepulangan mahasiswa enam orang tersebut.
“Yang baru kami tahu itu ada tiga mahasiswa yang terdeteksi kiprahnya di mana. Mereka ada yang menjadi konsultan di Jakarta,” pungkasnya.(ysp/din)