BANDUNG-Ribuan ruang kelas di SD dan SMP di Bandung Barat rusak berat dan sedang. Diperlukan biaya puluhan miliar untuk merehabnya.
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Bandung Barat, terdapat 672 ruang kelas yang rusak berat dan 765 ruang kelas rusak sedang. Sementara di SMP terdapat 361 ruang kelas rusak berat dan 192 ruang kelas rusak sedang. Belum ditambah ruang kelas yang rusak ringan, diperlukan anggaran yang besar untuk memperbaikinya.
“Buat memperbaiki ruang yang rusak berat itu anggarannya sekitar Rp90 jutaan, sedangkan yang rusak sedang Rp60 jutaan. Tinggal dikalikan saja berapa biaya yang diperlikan. Yang rusak berat itu tingkat kerusakannya di atas 60 persen, jadi sudah cukup berbahaya,” kata Kepala Disdik KBB Imam Santoso menyebutkan, di Cisarua, kemarin.
Baca Juga:Pertamina EP Subang Field Resmikan Saung Edukasi Pencegahan HIV/AIDSAtin Surelawatin, Lakukan Tugas Sepenuh Hati
Tanpa menyebutkan anggaran yang dialokasikan, menurut dia, setiap tahun Disdik berupaya mengurangi jumlah ruang kelas yang mengalami kerusakan. Anggarannya, kata dia, berasal dari APBD maupun dana alokasi khusus (DAK). “Dari DAK itu kan ada untuk ruang kelas baru, rehab kelas, dan untuk lain-lain,” ujarnya.
Selain merehab ruang kelas yang sudah direncanakan, Imam menyatakan, Disdik pun langsung merespons atap teras ruang kelas yang ambruk di SD Rajamandala 4. Atap teras ruang sekolah yang berlokasi di kawasan PTPN VIII, Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, itu ambruk pada Senin (8/10) lalu.
“Begitu mendengar informasi tersebut, saya langsung berkoordinasi dengan Kepala Bidang SD serta kepala sekolah. Tadi pagi sudah ada tim yang meninjau ke lokasi. Kami akan segera mempersiapkan untuk proses perbaikan atau pembangunan ulang,” tuturnya.
Insiden atap teras SD Rajamandala 4 yang ambruk itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa, karena terjadi sekitar pukul 13.30 ketika aktivitas belajar siswa baru selesai. Bagian atap yang ambruk berukuran sekitar 6×3 meter, sementara atap bangunan kelas masih tetap utuh.
Menurut Kepala SD Rajamandala 4 Iwan Suprihat, atap teras ruang kelas yang ambruk itu merupakan bangunan lama, yang sudah dibangun lebih dari 15 tahun lalu. Selama ini belum pernah dilakukan rehab, dan pihak sekolah sudah mengkhawatirkannya. “Kejadiannya siang, setelah siswa bubar sekolah. Jadi tidak ada korban jiwa,” ujarnya.