Gereja itu tidak jauh dari tempat Poo tinggal. Di kawasan sekitar Kembang Jepun Surabaya.
Pendeta di gereja itu orang Belanda: FG van Gessel. Yang dulunya pejabat di kilang minyak Cepu. Yang ketika kilang itu dinasionalisasi van Gessel tidak pulang ke Belanda. Pilih jadi pendeta di Surabaya.
Pendeta van Gessellah yang membaptis Poo.
Ia merasa harus tobat. Masa mudanya telah rusak. Oleh gaya mudanya. Sampai jatuh sakit karena itu.
Baca Juga:Pemuda Inspiratif, Adu Konsep dan KreativitasPemdes Cicadas Bedah Rumah Ma Ucih
Akhirnya Poo tekun belajar Al Kitab. Sepenuh hati. Totalitas. Sampai bisa jadi pengajar Al Kitab. Bahkan sampai mendirikan sekolah Injil di Lawang. Kini dikenal sebagai Sekolah Tinggi Teologi Lawang.
Bahkan di tahun 1957 Poo Guan Sien meninggalkan gereja lamanya. Mendirikan sinode gereja sendiri: Gereja Bethel Tabernakel Indonesia.
”Sekarang gereja kami memiliki 1.200 pendeta,” kata Henoch.
Anak pertama, putri, Lois Soetopo, mendirikan gereja Tabernakel Jesus Juru Selamat. Di Banyumas. Dengan jumlah gereja sudah 10 buah.
Anak kedua, Paul Soetopo, sudah mendirikan dua gereja Tabernakel. Di Kanada. Ia memang menetap di sana. Dengan tiga anaknya. Yang semua jadi pendeta di Kanada.
Anak ketiga, Lukas Soetopo, mendirikan gereja Tabernakel Alfa Omega di Surabaya barat. Kini sudah membawahi lima gereja. Keempat anak Lukas semua jadi pendeta. Di Alfa Omega itu.
Anak keempat, Henoch, mendirikan gereja Tabernakel Aletheia. Baru satu gereja. Dua anaknya jadi pendeta di Aletheia.
Sedang anak kelima, putri, Ruth Soetopo, memutuskan tidak berkeluarga. Menjadi pendeta di gereja induk bersama sang pendiri.
Baca Juga:Tim Jokowi-Ma’ruf Jabar Nyatakan Perangi HoaxSemua Kecamatan Berpotensi Terjadi Pergerakan Tanah
Begitulah. Keluarga ini begitu mendalamnya beragama. Sampai memberi nama gerejanya: Gereja Bethel Tabernakel.
Gereja berarti Rumah Tuhan.
Bethel berarti Rumah Tuhan.
Tabernakel berarti Rumah Tuhan.
Kurang apa. (Dahlan Iskan)