Ustad Agus 30 Tahun Obati Orang Gangguan Jiwa

Ustad Agus 30 Tahun Obati Orang Gangguan Jiwa
TERAPI JIWA: Penderita gangguan jiwa saat menjalani terapi ibadah di masjid. DOK #SAHABATJIWA
0 Komentar

Ia sudah lupa, entah berapa banyak “pasien” yang ia sembuhkan dan sudah pulang ke keluarganya. Ia tidak pernah merasa lelah, meski harus berbagi nasi dan lauk-pauknya. Maklum, panti Laras Iman tidak punya donator tetap. Bantuan rutin dari pemerintah pun tidak ada.

“Dari Pemda hanya memberikan jatah makan sebulan dua kali. Itu kan belum cukup, sehari makan aja tiga kali. Memang yang repot untuk kebutuhan makan. Itu yang utama. Kita kadang nanam sendiri, sayuran dan lainnya,” tuturnya.

Kini Ustad Agus berusama mendirikan bangunan untuk menampung pasiennya. Tapi baru tahap pondasi dan penulangan besi cor. Sebab, tempat yang saat ini digunakan sudah tidak mencukupi. Ia berharap ada bantuan dari pihak manapun untuk pembangunan gedung tersebut. Sehingga semua pasiennya bisa tidur dan tertampung lebih layak dan nyaman. “Kalau ada rejekinya ingin dibangun tiga lantai,” tuturnya.

Baca Juga:Aa Umbara jadi Saksi Kasus AbubakarKirim Pesan untuk Jimat, Gubernur Emil Siap All Out Bantu Subang

Bangunan yang saat ini mereka tempati jauh dari layak. Bangunannya sudah melebihi daya tampung. Diding mengelupas, kaca pecah dan jika hujan atap pun bocor. Mereka tidut tanpa alas karena keterbatasan fasilitas.

Saat situasi seperti itu, Ustad Agus bersyukur atas datangnya bantuan dari para donator #SahabatJiwa yang diinisiasi oleh pengusaha Oneng Imas Rosita SH, MH. “Terimakasih kepada Bu Imas dan para sahabatnya. Semoga menjadi amal kebaikan dicatat oleh Allah,” katanya.

Bersama sejumlah sahabatnya dari Jakarta, Imas menyerahkan bantuan uang tunai Rp7,5 juta dan berbagai kebutuhan pokok, pakaian baru, obat-obatan, kebutuhan wanita dan makanan.
“Ironis memang. Dengan kondisi yang jauh dari kata layak, dengan kemampuan ekonomi yang jauh dari kata makmur, Pak Ustad Agus telah “menampar” wajah saya dan “mempermalukan” diri saya. Beliau bisa merawat mereka dengan tanpa ada tendensi keuntungan finansial. Dari kejadian dunia nyata ini saya belajar, bahwa berbuat baik itu tidak harus menunggu waktu. Kalau ada niat dan keinginan pasti ada jalannya,” ujar Imas.

Meski sudah beberapa kali data ka Panti Laras Iman, batin Imas merasa teriris. Atas dasar itu, ia pun mengetauk hati para #SahabatJiwa untuk membantu Panti Laras Iman. Ia pun berhasil menggalang donasi berbagai macam. Mulai dari uang tunai hingga berbagai barang kebutuhan.

0 Komentar