Dari Kampung Laut Ke Sekolah Dokter

Dari Kampung Laut Ke Sekolah Dokter
0 Komentar

Mufida mengaku banyak ditanya-tanya. Oleh orang-orang Gorontalo. Yang umumnya sangat religius. Mengapa ke Tiongkok. Kok tidak ke Mesir, misalnya.

Teman Mufida dari Gorontalo adalah Ajeng Elsinta Mutaji. Dari madrasah Aliyah negeri kota Gorontalo.

Utrek dan teman-teman Supiorinya mendapat beasiswa dari Tiongkok. Untuk biaya kuliah dan asramanya.
Lalu dapat bea siswa dari bupati Supiori untuk keperluan makan, buku dan pakaian.

Baca Juga:Kesempatan Kerja Disabilitas Masih RendahPemkab Siap Bantu Tingkatkan Partisipsi Pemilih

Kalau Mufidah dan Ajeng hanya dapat bea siswa dari yayasan. Untuk kuliah dan asramanya. Makan ditanggung sendiri. Dengan bantuan dari pemda.

Hanya Amanda yang bapak ibunya Tionghoa. Tinggal di kota Tanjung Selor, ibukota propinsi baru: Kalimantan Utara.

Tahun ini, seperti tahun lalu, Kaltara juaranya. Terbanyak mengirim calon mahasiswa: 65 orang. Mereka dari perbatasan dan dari pedalaman. Termasuk banyak yang dari suku Dayak.

Gadis-gadis Dayak nanti pasti mengagetkan orang di Tiongkok sana: kok kulitnya begitu kuning? Kok matanya juga sipit? Pasti banyak yang mengira mereka penduduk asli Tiongkok. Kelak. Kalau mereka sudah bicara dengan logat sana. Bahkan mereka ini, sumpah, bisa terlihat lebih cantik-cantik.

Dari Surabaya Mufida nanti bisa pamit ke orang tua lewat telepon. Utrek tidak bisa. Orang tua Utrek tidak punya hand phone. Dan lagi tidak ada sinyal di kampungnya. Ia akan memberi tahu keadaannya lewat keluarga. Yang tinggal di kota. Untuk disampaikan ke orang tuanya. Kapan-kapan.

Saya pun kini semakin siap. Untuk kalah telak. Dengan mereka itu nanti. Dalam berbahasa mandarin.
Di pondok-pondok pesantren seperti Genggong (Probolinggo), Bumi Sholawat (Sidoarjo), Amanatul Ummat (Pacet) sudah banyak yang bahasa mandarinnya lebih baik dari saya.

Kian lama kian populer program bea siswa yayasan kami. Alhamdulillah.

Saya juga baru tahu: Anak Ivanka Trump ternyata juga mendalami bahasa Mandarin. Presiden Xi Jinping menyaksikannya. Saat sang cucu Trump itu menyanyi, bercakap dan membaca puisi. Di depan tamu negaranya. Dalam bahasa Mandarin. Saat Xi Jinping bertemu Presiden Donald Trump. Di salah satu ‘istana’ Trump di Florida dulu.

Baca Juga:Puluhan Santri Meriahkan Lomba Pidato KebangsaanDisnakertrans Kesal Tak Dilibatkan Rekrutmen Tenaga Kerja

Gak disangka ternyata itu isyarat perang dagang dengan Tiongkok. (Dahlan Iskan)

Laman:

1 2
0 Komentar