CIKOLE-Setelah hilang hampir setahun lalu saat gerak jalan di Hutan Cikole, Raden Siti Widaningsih (75) alias Mak Titing akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah jadi kerangka di wilayah hutan Gunung Lingkung, Desa Cibeusi, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Selasa (16/10).
Proses evakuasi dilakukan sehari berikutnya, Rabu (17/10), dengan melibatkan tim gabungan dari Polsek Jalancagak dan Polsek Lembang, polisi hutan dari Perhutani, tim SAR Brimob dari Cikole, relawan SAR, komunitas pencinta alam, komunitas mobil offroad, warga sekitar, maupun pihak keluarga.
Pencarian kerangka Mak Titing dilakukan sekitar pukul 10.00. Setelah ditemukan pada pukul 11.00, kerangka dari perempuan Mak Titing selesai dievakuasi sekitar pukul 14.00. Setelah diserahterimakan di Polsek Jalancagak, kerangka Mak Titing dibawa keluarga ke kediaman di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Baca Juga:erum Jasa Tirta II Jatiluhur Siap Dukung Program Pemerintah Pusat400 Taruna SMKN 1 Bojong Dilantik
Cucu dari Mak Titing, Deden Rohmat (35) menuturkan, proses evakuasi cukup rumit karena lokasi penemuan kerangka menjorok dari jalan setapak atau sekitar dua kilometer dari jalur buat gerak jalan. “Kami pun bikin trek sendiri. Kebetulan posisi mayat di atas sungai kecil. Sepintas enggak terpikir ada di bawah (jurang), karena jalannya itu cukup sulit,” katanya.
Melihat posisi penemuan kerangka, dia menduga Mak Titing jatuh terperosok dari jalur di hutan. Soalnya, kata dia, di dekat kerangka juga terdapat bekas longsoran tanah.
“Lokasi di situ mungkin belum dimasuki (sewaktu pencarian setahun lalu), karena medannya juga sulit. Kalau di atasnya, iya (pernah dilalui),” ujarnya.
Deden mengatakan, penemuan kerangka Mak Titing tetap disyukuri oleh pihak keluarga, meski ada bagian yang tak utuh. Hanya rambut putih yang masih tersisa dari tubuh Mak Titing.
“Ada KTP yang dari awal dibawa. Tas dan pakaian juga masih ada. Pakaian atas masih utuh, sedangkan celana dan tas sudah robek. Kerangkanya agak tercecer,” katanya.
Kerangka Mak Titing itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga Kampung Cibeusi, Daib (62) yang sedang mencari jamur bersama saudaranya, Karmo (50). Daib mengaku hanya sesekali mencari jamur untuk dimakan sendiri atau dijual kalau dapat banyak. Lokasi penemuan kerangka, kata dia, baru pertama kali dilaluinya.