COMPRENG– Pergeseran tanah di Dusun Tanjungsalep Desa Jatimulya harus menjadi perhatian. Pasalnya meski telah dilakukan normalisasi, pergeseran tanah yang kembali terjadi mengakibatkan amblesnya tanah menjadi semakin dalam.
Pasundan Ekspres kembali mendatangi lokasi terjadinya pergeseran tersebut. Saat dilihat pergeseran tanah yang terjadi mengakibatkan kembali terjadi retakan dan amblasan yang dekat dengan pemukiman warga.
Sarmiah yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi terjadinya pergeseran tanah, mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan terjadinya pergeseran tanah tersebut. Ia hanya melihat saat ini, kondisi tanah yang bergeser menjadi semakin dalam.
Baca Juga:Satpol PP Tertibkan APK CalegSMK Muhammadiyah Subang Gelar Pekan Kreatifitas Siswa
“Kalau amblasnya kurang tau, soalnya sedikit-sedikit (geser) sekarang kelihatan amblas,” ujarnya.
Menurutnya, jika akan ada upaya, sebaiknya tindakan tersebut dilakukan saat ini, mengingat masih dalam musim kemarau.
“Kalau sudah masuk musim hujan susah, airnya besar, nanti kegeser lagi,” jelasnya.
Sementara itu salah satu Linmas yag ada dilokasi Ipang S, juga menuturkan, bahwa kondisi bergesernya tanah sendiri berlangsung sedikit demi sedikit. “Sedikit-sedikit amblasnya, tapi kelihatannya semakin dalam, kalau hujan air masuk sini, takutnya semakin geser,” ujar Ipang
Plt Kades Jatimulya Darto Ego juga mengungkapkan, bahwa pihak desa juga telah menyampaikan proposal bantuan penanggulangan bencana, kepada instansi terkait.
“Waktu saya membuat proposal, saya sudah membuat tembusan ke Pemda , TP4D serta BBWS, ada sekitar 4 proposal yang saya buat,” jelasnya.
Darta menambahkan, tujuan utama proposal tersebut, utamanya ditujukan pada BBWS. Sebab, pemerintah desa sangat berharap ada tindak lanjut, dari BBWS pasca upaya jangka pendek, yang dilakukan oleh jajaran dari Pemkab Subang.
Baca Juga:Inspektorat Daerah Minta Kepala Desa Taat AturanEnam BUMD Tidak Hasilkan PAD
“Sampai saat ini, tidak ada tanggapan, apakah ada cek lapangan atau tidak, pada kenyataannya sampai saat ini, tanah ini bergeser lagi. Kalau tidak ada tindakan semacam bronjong, paku alam atau konstruksi lain, kemungkinan bakal terseret lagi,” ungkapnya. (ygi/dan)