KARAWANG-Bidang pendidikan di Kabupaten Karawang kembali menjadi sorotan. Hal ini menyusul kondisi SDN Kutanagara II yang sangat memprihatinkan. Sekolah yang berlokasi di Dusun Cidampa II Desa Kutanagara, Kecamatan Ciampel, ini hanya memiliki tiga ruang kelas. Itu pun kondisinya rusak parah dan nyaris ambruk.
Bahkan kayu bangunan sekolah sudah lapuk dimakan usia, dengan dinding penutup dari asbes. Sedangkan atap bangunan dari bilik bambu yang sudah rapuh dan bolong-bolong tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah daerah.
“SDN Kutanagara II merupakan kelas jauh, keberadaan bangunan ini, karena banyak murid yang terlalu jauh ke sekolah induk. Sedangkan siswa harus berjalan sepanjang 5 kilometer,” ujar guru kelas 1, Dayu, Senin (22/10).
Kata Dayu, kondisi sekolah rusak sudah lama. Tepatnya sejak gedung sekolah dibangun. Seperti diketahui, sekolah ini merupakan swadaya dari masyarakat terbuat dari bambu dengan penutup dinding dari bilik kayu. Ada 80 siswa dari kelas satu sampai dengan kelas enam dengan sistem pembelajaran bergantian, karena jumlah guru pengajar hanya tiga orang itupun semuanya honorer.
Baca Juga:Pimpinan DPRD Lantik Dua Orang Hasil PAWPanwascam Gelar Sosialisasi Pemilu 2019, Peserta Pemilu Harus Patuhi Aturan
“80 siswa dari kelas 1-6 dan ruang kelas hanya ada tiga, proses belajar mengajar dilakukan secara bergantian,” katanya.
Senada, guru lainnya, Deswen mengatakan, tiga ruang kelas tidak layak ini, selain tiang penyangga atap yang nyaris ambruk , lantai sekolah di berbagai sisi ada yang amblas. “Bangunan ruang kelas ini, seharusnya ada perbaikan karena ruang kelas nyaris ambruk,” katanya.
Ia menambahkan, melihat anak anak sekolah gunakan ruang kelas yang atapnya rusak, khawatir kalau terjadi sesuatu karena kondisinya memang tidak ada pilihan lain.Dan jumlah ruang kelas jumlahnya terbatas.
“Ada rasa khawatir dengan keselamatan anak-anak didiknya yang bersekolah di ruang kelas karena kondisinya memprihatinkan,” katanya.
Berbagai upaya sudah ditempuh pihak sekolah dengan mengajukan rehabilitasi sekolah ke dinas sejak tiga tahun terakhir.Namun belum pernah ada tanggapan apalagi membangunan bangunan sekolah secara perlmanen.
“Sudah dilakukan pengajuan kepada dinas terkait dan berharap Pemerintah daerah peduli dengan kondisi sekolah yang nyaris ambruk apalagi akan memasuki musim hujan ,” katanya. (use/din)