KARAWANG-Memasuki tahun politik, terutama jelang pemilihan umum legislatif (pileg) dan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak, kunjungan ke komplek makam para bupati di Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon semakin meningkat.
Lalulintas kedatangan pengunjung bertambah padat, karena disaat bersamaan Kabupaten Karawang akan menggelar hajat politik pemilihan kepala desa (pilkades) serentak pada 11 November nanti. Ada 67 desa yang akan menggelar pilkades.
Setiap desa rata-rata diikuti sekitar 5 orang calon kepala desa. Jika ditambah dengan jumlah calon legislatif sebanyak 50 orang setiap partai dengan jumlah partai sebanyak 14 partai yang ikut Pemilu legislatif, maka jumlahnya diatas 1.000 orang.
Menurut Kepala Desa Sumur Gede,Yahya, setiap akan dilaksanakan hajat politik, seperti pemilu legislatif ataupun pilkades, makam Singaperbangsa banyak didatangi pengunjung. Mereka datang untuk bersilaturahmi dan membacakan doa di makam Singaperbangsa untuk mencari berkah dan kelancaran bagi niatnya menjadi calon pemimpin.
Baca Juga:Dapat Julukan Santri Abadi, Alfirudin Tidak Pernah Puas Belajar AgamaCellica Imbau Aparat Desa Perangi Peredaran Narkoba
“Biasanya menjelang pemilihan legislatif atau pilkades, mereka datang secara bergantian tidak sekaligus. Kebanyakan datang malam hari. Tapi ada juga yang datang siang hari. Siapapun yang datang kami layani dengan baik asal mereka menyampaikan maksudnya nanti ada pengurus makam (kuncen) yang akan membantu,” katanya.
Yahya mengatakan, pengunjung yang datang tidak hanya dari Karawang, tapi juga dari Purwakarta dan Subang. Pasalnya Subang dan Purwakarta, dahulunya merupakan bagian dari Karawang sebelum dimekarkan. Ada semacam keyakinan dari warga Karawang jika ingin menduduki jabatan tinggi harus bersilaturahmi ke makam Singaperbangsa untuk mendapat barokah.
“Cuma membacakan doa saja secara khusuk agar bisa mendapat berkah dan kelancaran melaksanakan niatnya. Kami hanya membantu menunjukan tempat untuk berdoa. Karena ruangannya sempit jadi tidak semua bisa masuk kedalam pemakaman Singaperbangsa, sebagian dari mereka berdoa diluar makam tapi masih didalam kompleks pemakanan,” katanya.
Menurut Yahya, kebanyakan pengunjung datang saat malam Rabu dan malam Jumat saat digelat acara tawasulan di komplek pemakaman. Pengunjung membacakan doa sekaligus ikut tawasulan hingga dinihari. “Setiap pengunjung yang datang tidak mengetahui siapa saja yang hadir dan untuk maksud apa kecuali mereka sudah saling mengenal sebelumnya. namun biasanya pengunjung itu sudah tahu sama tahu untuk maksud apa mereka datang,” katanya.(aef/din)