KARAWANG-Ratusan warga Dusun Pegadungan, Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, terpaksa menjebol beton yang dibangun dua perusahaan. Aksi warga ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, warga merasa terisolasi akibat pembangunan pagar beton yang dilakukan PT China Portune Land Development (CPLD) dan Pindodeli 3. Pagar beton tersebut menutup jalan desa yang selama ini menjadi akses warga.
Pantauan Pasundan Ekspres, aksi unjuk rasa yang dilakukan warga digelar sejak pagi hari. Sebelumnya, saat malam kawasan tersebut diguyur hujan deras. Hujan yang turun beberapa jam itu membuat jalan alternatif yang dilalui warga tidak bisa dilalui karena berlumpur. Warga terpaksa menjebol tembok milik perusahaan grup Sinar Mas ini yang sebelumnya menutup akses jalan yang dilalui warga.
“Kami sudah memprediksi jalan alternatif yang digunakan warga ini belum layak dilalui, karena belum ada pengerasan, karena hanya tanah dan pasir. Kalau terjadi hujan sudah pasti jalan ini tidak bisa dilalui. Jangankan untuk kendaraan, buat jalan kaki saja sangat sulit dilalui karena penuh lumpur yang cukup dalam.
Baca Juga:Demokrat Optimis Raih 10 Kursi di DPRD KarawangBubur Singkong Pandan jadi Ciri Khas Karawang
Semalam terjadi hujan dan terbukti warga tidak bisa melintas jalan tersebut,” kata Ketua LSM Lodaya, Nace Permana, yang mendampingi warga dalam kasus penutupan jalan desa ini.
Menurut Nace, aksi unjuk rasa yang dilakukan warga ini merupakan spontanitas karena warga tidak bisa melakukan aktivitasnya akibat jalan yang licin dan penuh lumpur.
Anak-anak tidak bisa sekolah dan orang tua tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya karena terhalang tidak bisa melintas di jalan desa. “Tuntutan kami agar jalan desa yang sudah ada sejak dahulu dikembalikan lagi kepada warga. Kami heran kok jalan desa tiba-tiba bisa menjadi milik perusahaan dan tidak mengetahui proses peralihan kepemilikan,” kata Nace.
Menurut Nace, selama ini warga berusaha untuk bertemu manajemen perusahaan PT. Pindodeli agar bisa mendapatkan akses jalan kembali yang saat ini sudah ditutup. Hanya saja karena belum ada tanggapan dari pihak manajemen warga langsung menjebol pagar tembok yang terbuat dari lempeng beton. “Ini aksi spontanitas warga dan kami minta kepedulian pihak perusahaan untuk agar kami mendapatkan kembali akses jalan yang sudah ditutup. Jika aspirasi kami tidak didengar kami akan melanjutkan aksi yang lebih besar ke kantor bupati dan mendesak agar bupati mengembalikan akses jalan desa milik warga kami,” katanya.