SUBANG-PT Tirta Investama Aqua Subang membina petani dan generasi muda untuk sadar lingkungan sekitarnya. Bekerja sama dengan Yayasan Javlec Indonesia, Aqua Subang menggelar Sekolah Tani yang diikuti oleh petani dan generasi muda Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang, Desa Sanca, Cibitung dan Cibeusi Kecamatan Ciater.
Sekolah Tani digelar di Kampung Adat Banceuy Desa Sanca, 22-24 Oktober 2018 dan diikuti 25 peserta. Bertemakan ‘Peningkatan Kapasitas Kader dalam Pengembangan Konservasi Berbasis Ekonomi Lokal di Kawasan Subang Selatan.
Plant Manager PT Tirta Investama Pabrik Subang, Dwi Nofriyadi mengatakan, dalam kegiatan operasionalnya, Aqua memiliki komitmen ganda, untuk menjaga keseimbangan antara keberlangsungan bisnis dari sisi finansial dan keberhasilan sosial lingkungannya.
Baca Juga:Kabag Hukum Enggan Komentari Perda RTRWKashoggi Sampai Di Twitter Qahtani
Komitmen tersebut, diwujudkan melalui Aqua Lestari sebagai acuan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. “Sekolah Tani merupakan kegiatan yang digagas oleh PT Tirta Investama bersama Yayasan Javlec Indonesia untuk meningkatkan kapasitas kader,” katanya.
PT Tirta Investama Aqua Pabrik Subang, kata Dwi, komitmen untuk terus mengembangkan program konservasi lingkungan guna menjaga stabilitas mata air di Kawasan Subang Selatan. Program konservasi tentunya menjadi prioritas. Setiap tahunnya, PT Tirta Investama menanam 10.000 bibit pohon untuk konservasi.
Tidak hanya sebatas donasi, tetapi juga dilaksanakan program yang sifatnya berkelanjutan. Salah satunya dengan Sekolah Tani memberikan edukasi, sehingga masyarakat bisa melanjutkan pekerjaan mereka sehari-hari dan bisa menghasilkan lebih dari biasanyanya,” terangnya.
Sementara itu, Vendor dari Yayasan Javlec Indonesia Apriliyanti Dwi Rahayu menuturkan, kegiatan konservasi merupakan fokus kerja bersama parapihak di kawasan Subang Selatan. Mulai dari Pemkab, desa, perusahaan swasta penyedia barang dan jasa, perusahaan milik pemerintah dan masyarakat.
April menilai, agenda konservasi baru sebatas aktivitas-aktivitas ceremony penanaman & pengembangan fisik lain. Hal ini dikarenakan, belum sinerginya roadmap bersama parapihak dan masih minimnya pemikiran masyarakat dalam kebutuhan menjaga keberlanjutan ekosistem alam.
“Dari 4 desa yang masuk kedalam program konservasi Aqua Subang, yaitu Desa Pasanggrahan, Desa Sanca, Cibitung dan Cibeusi belum memiliki peraturan desa atau kebijakan yang sinergi antara konservasi, lingkungan alam serta mitigasi bencana alam,” ungkapnya.