“Penyebab stunting ada dua faktor. Penyebab langsung, asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung, karena askesibilitas pangan, pola asuh, ketersediaan air minum atau sanitasi,” terangnya.
Akibat stunting, lanjutnya, gangguan pertumbuhan sejak dalam kandungan akan berakibat secara fisik, mental dan intelektual pada bayi yang dilahirkan. Anak perempuan yang stunting kelak berisiko melahirkan bayi berat badanlahir rendah (BBLR) dan juga stunting. Stunting menghambat perkembangan kognitif, prestasi di sekolah dan keberhasilan pendidikan anak.
Stunting kelak menurunkan produktivitas anak pada usia dewasa, dengan penghasilan yang lebih rendah. Stunting pada anak telah terbukti berkorelasi bermakna dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM) saat dewasa.
Baca Juga:Penutupan Klasterisasi Petani Mangga, Mangga Bisa Diolah jadi Produk Bernilai LebihOTT di Cirebon jadi Perhatian BKPSDM
Pencegahan stunting, dr Ahmad memaparkan, pendekatan secara langsung atau intervensi gizi spesifik sejak dini. “Pada ibu hamil agar memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, memeriksa kehamilan minimal empat kali, mendapat TTD, menjaga kesehatan. Pada bayi baru lahir, persalinan ditolong dokter atau bidan dan melakukan IMD, bayi diberi ASI saja, pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun, mulai usia 6 bln diberi MP-ASI sampai 2 tahun, bayi dan anak dapat Vitamin A, imunisasi lengkap, pemantauan pertumbuhan , PHBS setiap rumah tangga,”paparnya.
Sedangkan pendekatan secara tidak langsung, intervensi melibatkan sektor pembangunan lain. Ketahanan pangan dan gizi, penyedia lapangan kerja, PAUD, KB, JKN, perbaikan infrastruktur, penyediaan air bersih, perbaikan perilaku higienis dan saniter. Menurutnya, diperlukan kolaborasi antara sektor-sektor lain kesehatan untuk minum dan sanitasi, pendidikan, infrastruktur yang dapat berkontribusi menciptakan generasi sehat, kuat dan cerdas. Memutus rantai penularan penyakit atau alur kontaminasi dan mlakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat melalui STBM. “Intinya diperlukan komitmen bukan hanya partisipasi. Bukan hanya duduk bersama tetapi harus action,” tegasnya.
Sementara itu, ketua panitia Deni Oddo mengatakan, pihaknya menggandeng beberapa ormas dalam kegiatan Germas di Kasomalang. Antara lain, Pepeling, TMA, Brisiks dan pengurus PKH. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan tersebut, terutama tokoh masyarakat Subang Selatan Ahmad Buhori yang selalu senantiasa mengawal dana membimbing kami dalam setiap kegiatan sosial kemasyarakatan,” katanya.