Oleh: Dahlan Iskan
Ini drama kedua. Kelanjutan dari drama April di Panmunjom.
Begitu tulus. Kim Jong-Un menerima kedatangan Moon Jae-In. Di drama kedua ini. Bulan lalu. Seperti dua bersaudara. Seperti sudah melupakan ini: dua negara itu resminya masih dalam status perang. Hanya sedang dalam masa gencatan senjata.
Di Pyongyang Moon Jae-In diterima di stadion terbesar di dunia itu. 120 ribu rakyat Korut menyambutnya. Dengan hangat. Dengan meriah. Memenuhi tempat duduk stadion.
Masih ada 100 ribu orang lagi: memainkan berbagai atraksi. Di tengah stadion.
Baca Juga:BPNT Bantu KPM Ringankan Biaya Hidup, Diambil di E Warung Setiap BulanTerkesan Lamban, Kinerja Bawaslu Dipertanyakan
Moon Jae-In menyaksikan atraksi itu dengan banyak bertepuk tangan. Satu jam kemudian ia menoleh ke tempat duduk Kim Jong-Un. Berbicara sesuatu.
Ternyata Moon Jae-In minta izin: bolehkah menyampaikan sesuatu langsung pada rakyat Korut? Ia minta ijin untuk berpidato.
Mendengar permintaan itu Kim Jong-Un langsung berdiri. Menuju mikrofon. Memberitahukan bahwa tamunya akan berpidato. Agar rakyat mendengarkan baik-baik. Tepuk tangan menggemuruh.
Acara malam itu memang tidak pakai MC. Semua mengalir begitu saja. Entah sudah diskenario atau tidak.
Selesai Kim Jong-Un memberi kata pengantar, Moon Jae-In berdiri. Pidato. Pendek. Lima menit. Tapi mendalam. Tepuk tangan menggemuruh. Moon Jae-In memuji habis rakyat Korea Utara. Dan pemimpin mereka. Dalam satu istilah bahasa Korea. Yang artinya panjang: sebuah negara yang antara rakyat dan pemimpinnya bersatu dalam satu tekad dan satu hati.
Begitu mengesankan acara malam itu.
Keesokan harinya ada yang aneh: Moon Jae-In tidak jadi pulang. Di luar jadwal, presiden Korea Selatan itu ke gunung Baekdu. Yang harus ditempuh dengan pesawat. Satu jam penerbangan.
Rupanya Moon Jae-In ingat. Ia pernah berjanji pada Kim Jong-Un. April lalu. Saat keduanya berjalan bergandengan. Di Panmunjom. Di perbatasan. Gandengan tangan yang sangat legendaris itu.
Baca Juga:Angin Puyuh Terjang Perkampungan Warga di Desa SukataniMati Suri, Pemuda Minim Prestasi
Janji Moon Jae-In adalah: suatu saat akan ke gunung Baekdu. Yang sering juga disebut gunung Paektu.
Janji itu sangat mengena di hati orang Korea Utara. Menandakan pengakuan terhadap simbol bersama dua Korea.
Baekdu adalah gunung tertinggi di semenanjung Korea: 2.956 meter. Letaknya di ujung utara Korea Utara. Di perbatasan antara Korea dan Tiongkok.