SUBANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Subang menanggapi rencana aksi mogok sebagian guru honorer K2 hari ini (30/10). Disdikbud cukup mengerti dan memahami apa yang tengah diperjuangkan honorer.
“Cukup mengerti dan memahami keinginan teman-teman honorer, walau dengan mogok kerja yang jadi korban peserta didik, dunia pendidikan,” kata Kabid Pembinaan dan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Mukfi Efendi, Senin (29/10)
Aksi mogok tersebut sangat berdampak pada pembelajaran siswa. Apalagi kondisi saat ini, di Subang kekurangan guru.
Sehingga jika guru honorer mogok, maka otomatis yang dalam satu sekolah hanya satu atau dua PNS, dipastikan Proses Belajar Mengajar (PBM) berhenti, kasihan peserta didik,” jelasnya.
Baca Juga:PNS hingga Direktur Lippo Dipanggil KPKEmpat Jenis Angin Setelah Subuh
Dia menegaskan, sebagai solusi agar menerapkan model Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) oleh guru-guru dalam satu gugus sekolah. Model ini diterapkan agar sekolah yang jumlah guru PNS-nya mencukupi bisa menyumbangkan tenaganya ke sekolah terdekat dalam satu gugus. Hal itu agar pembelajaran tetap berjalan.
“Mudah-mudahan teman-teman di Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat bekerja sama menemukan solusi terbaik,” jelasnya.
Kabid Pembinaan SD Disdikbud Subang, Mas Indra Subhan mengatakan, apa yang dilakukan honorer kategori 2 merupakan haknya.
“Apa yang dilakukan mereka adalah haknya yang mempunyai tiket test pada saat test katagori 2 (K2). Kami gak bisa berbuat banyak untuk menghentikan perjuangannya, selain mendoakan agar upaya meraka berhasil paling tidak didengar aspirasinya. Amin,” ungkap Mas Indra Subhan.
Koordinator Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) Subang, Rudhi mengatakan, aksi mogok yang dilakukan honorer kategori 2 sebagai bentuk dukungan kepada honorer yang melakukan aksi di Jakarta. Ada sekitar 2 ribu orang yang akan melakukan mogok, termasuk guru di antaranya. “Ratusan orang akan aksi di Jakarta, kami akan terus berjuang agar menjadi PNS. Sementara yang tidak ikut ke Jakarta melakukan aksi mogok,” ujarnya.
Dia mengatakan, dengan berbagai upaya tersebut diharapkan pemerintah memberikan perhatian kepada honorer kategori 2 yang telah mengabdi sangat lama.(ysp/man)