Oleh : Bambang Tri Hardiono SP
Ketua Dewan Pengurus Area Komunitas One Day One Juz (ODOJ) Kabupaten Subang
Founder Komunitas Subang Bersedekah
Generasi muda adalah agent of change yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Maka tidaklah berlebihan apabila presiden pertama republik ini pernah mengatakan ; “berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia”.
Sembilan puluh tahun lalu para pemuda di seluruh nusantara telah mengikrarkan komitmen mereka untuk mengabdi pada bangsa ini. Melalui momentum sumpah pemuda, mereka menyatukan hati dan tekad untuk berjuang bersama memajukan bangsa. Pengorbanan telah mereka tunjukan hingga negeri ini merdeka. Pemuda menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat di mata dunia.
Baca Juga:Ineu: Tak Ingin Pesawat Jatuh Lagi, Harus Jadi Perhatian Semua PihakSMA Negeri 3 Purwakarta Sukses Menggelar Bulan Bahasa Eksplorasi Bakat Siswa
Adapun Hari sumpah pemuda yang setiap tahun kita peringati hendaknya tidak hanya sebatas seremonial belaka, namun harus menjadi momentum untuk mengevaluasi sejauh mana peran kita sebagai pemuda dalam meneruskan cita-cita pendahulu kita. Sudahkah kita berkontribusi untuk bangsa ini? Apa peran kita di lingkungan masyarakat saat ini? Program apa yang sudah kita rancang dan dikerjakan untuk kemajuan bangsa ini?. Bagaimana posisi kita di mata warga sekitar, trouble maker ataukah problem solver?.
Seorang pemuda haruslah memilki cita cita. Setidaknya seorang pemuda harus memilki sedikitnya 3 cita-cita. Pertama cita-cita pribadi, yaitu ingin menjadi pribadi seperti apakah di masa yang akan datang ?. Kedua cita-cita sosial, yaitu peran apa yang bisa diberikan di tengah masyarakat ?, Ketiga, cita-cita peradaban yaitu apa yang bisa diberikan untuk masa depan atau generasi yang akan datang.
Semua cita-cita itu harus diperjuangkan dengan penuh semangat dan kerja keras. Sayangnya, hari ini kita menyaksikan, masih banyak pemuda yang belum menyadari betapa berharga dan besarnya potensi yang mereka miliki. Sebagian dari mereka hanya bersantai ria, membuang waktu dengan kegiatan – kegiatan yang tidak produktif. Bahkan, diantaranya mereka memiliki semboyan “muda foya foya, tua kaya raya dan mati masuk surga”.
Di sisi lain Indonesia tak lama lagi akan memiliki bonus demografis, dimana proporsi penduduk produktif (15-64 tahun) begitu besar jumlahnya. Hal ini tentunya merupakan potensi besar sekaligus juga tantangan yang harus dihadapi. Artinya, besarnya jumlah angkatan kerja tersebut akan menjadi berkah tersendiri bagi bangsa ini apabila mereka dibekali dengan kecakapan hidup yang memadai serta kecerdasan spiritualitas sebagaimana seharusnya. Namun, bonus demografi akan berubah menjadi musibah apabila jumlah angkatan produktif tersebut tidak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi ketatnya persaingan di masa yang akan datang.