BANDUNG BARAT-Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat di awal musim hujan, menyebabkan belasan kejadian bencana alam.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, hampir sepekan terdapat sekitar 16 kejadian bencana alam yang berhasil didata. Tepatnya terhitung sejak tanggal 27 Oktober hingga 1 November 2018.
Petugas hingga kini masih mengumpulkan data di lapangan sehingga diperkirakan jumlah kejadian masih bisa bertambah.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Bandung Barat, Dicky Maulana menjelaskan, belasan bencana alam yang terjadi di wilayahnya tersebut meliputi berbagai macam bencana mulai dari longsor, rumah dan bangunan sekolah ambruk, pergerakan tanah serta pohon tumbang.
Baca Juga:Normalisasi Sungai Ancam Rumah WargaRoda Ditemukan, CVR Masih Dicari
“Dampak bencana ini terjadi di berbagai kecamatan. Berdasarkan data yang masuk, wilayah yang mengalami bencana ini diantaranya Parongpong, Cililin, Sindangkerta, Cisarua, Ngamprah, Cikalongwetan, Cihampelas, Gununghalu dan Padalarang,” ungkap Dicky, Jumat (2/11).
Akibat peristiwa ini, Dicky mengatakan, sejumlah infrastruktur jalan penghubung antar desa tertutup. Bahkan terdapat rumah warga yang roboh dan retak-retak akibat diterjang longsor dan tertimpa pohon tumbang. Selain itu, terdapat juga dua ruang kelas SD Tegalreja, Desa Sukatani, Ngamprah, rata dengan tanah. Sehingga pihak sekolah memindahkan ruang belajar siswa ke ruang kelas yang masih aman.
“Ambruknya bangunan sekolah terjadi pada malam hari sehingga tidak sampai menimbulkan korban,” bebernya.
Tim BPBD dan aparatur kewilayahan telah melakukan assessment atau kajian ke berbagai lokasi yang terdampak bencana. Sejauh ini, penyebab terjadinya bencana ini diakibatkan oleh tingginya intensitas hujan yang merata di seluruh di wilayah Bandung Barat.
Bencana alam terakhir menimpa rumah Emun, warga Kampung Jeunjing RT 01 RW 17 Desa Cicangkang Girang, Sindangkerta. Sebanyak 11 jiwa yang tinggal di rumah tersebut berhasil menyelamatkan diri sebelum longsor besar menghancurkan rumah. Longsor dipicu hujan deras sejak Kamis (1/11) sore.
“Jadi kemarin itu terjadi hujan sejak maghrib, antara jam 9-10 malam mulai ada retakan di rumah korban, memang posisi rumahnya berada di tengah sawah dan jauh dari tetangga. Setelah timbul retakan pertama, keluarga itu segera mengungsi. Lalu terjadi longsoran yang semakin membesar,” ungkap Sekretaris Desa Cicangkang Girang, Dida Maulana.