Kami makin akrab. Saya beritahu bahwa saya pernah ke Irlandia. Sampai ke pelosoknya. Saya tunjukkan peta pedalaman itu. Ia kaget. Kampungnya tidak jauh dari situ.
Merangkul saya lagi. Lebih lama.
April lalu ternyata ia juga ke Pyongyang. Yang lagi semarak. Memperingati hari kelahiran Kim Il Sung.
Ia jatuh cinta pada Pyongyang. Ia setuju semua apa yang saya ucapkan. Tentang penilaian saya atas Pyongyang. Seperti yang saya tulis beberapa seri di Disway.
Baca Juga:Gedung SDN Mendadak Ambruk, Kegiatan Belajar Mengajar TergangguKodim 0604 Terjunkan 162 Personel Bantu Cari Korban Lion Air
Emosinya tambah meluap. ”Saya mau ke sana lagi. I love Kim Jong-Un”, teriaknya.
Lalu menghilang. Eh, datang lagi.
Membawa tiga botol bir. Yang sudah dibuka tutupnya. Diletakkan di depan saya. Dengan hentakan botol yang menimbulkan bunyi mengagetkan. ”Mari bersulang. Untuk kim Jong-Un,” teriaknya.
Saya ambil satu botol. Saya angkat tinggi-tinggi. Saya benturkan ke gelasnya. ”Kim Jong-Un wan sui,” kata saya.
Ia tertawa lebar. Ia sudah mengerti sedikit-sedikit bahasa Mandarin. ”Wo ai Kim Jong-Un,” balasnya. Dalam Mandarin logat Irlandia.
Ia memaki-maki pemimpin negara barat. Yang memberi kesan Korea Utara begitu buruknya.
Gooollll…!
Liverpool cetak gol. Lewat kaki Mohamad Salah.
Ia kaget. Semua pengunjung cafe berteriak. Ia bergegas melihat ke layar. Melihat ulangan terjadinya gol. Lalu meneriakkan nyanyian berjudul Mo Salah. Khas pendukung Liverpool. Sambil keliling dari meja ke meja. Mengajak yang lain menyanyi. Saya ikut menyanyi. Hafal sedikit. Ketularan teman-teman BigReds.
Saat sering nonton bareng Liverpool di Surabaya. Di Cafe DejaVu. Yang tanpa AC. Seperti terbakar. Yang penuh asap rokok. Yang nuansa riuhnya mirip di stadion.
Di situ juga: sering ada orang bule ikut nobar. Asal Austria. Gila Liverpoolnya ampun-ampun. Dan minum birnya. Mirip yang Irlandia di Beijing itu.
Baca Juga:Ijan Tidur di Bawah Bayang-bayang Rumah RobohSampah Berserakan di Pantai Tanjungpakis
Saat si Irlandia merayakan gol Liverpool itulah: saya angkat satu botol bir. Saya tuangkan isinya ke gelasnya. Dua botol lainnya saya balikkan ke meja bartender.
Pasti ia mabuk kemenangan. Mengira saya menghabiskan tiga botol bir traktirannya.(dahlan iskan)