Bung Karno, yang kala itu sangat muda, menjadi semakin berbahaya setelah mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Bung Hatta semakin menggigit di era menjelang kemerdekaan, selain tintanya yang tajam di media-media, dia juga mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Bahkan mereka dulu berhasil memosisikan diri dan partainya pada barisan yang bener-benar baru ketika itu, yang tidak bekerja sama dengan Belanda, bahkan menolak kehadiran Volksstraad.
Dengan semangat baru, energi yang jauh lebih kuat, serta spirit yang berkobar-kobar, partai akan mendapat darah baru untuk menjalankan fungsi-fungsinya, jika anak muda dengan idiologo-idiologinya yang cemerlang masuk kedalam sebuah wadah partai politik, partai akan semakin berenergi dalam menopang demokrasi, mengalirkan aspirasi publikke forum pengambil kebijakan.
Anak muda di dalam partai akan menjadi perhatian bagi generasi-generasi diatasnya agar terus beradap tasi dengan zaman, agar terus mengingat bahwa regenerasi adalah keniscayaan, untuk terus menyimpan pandangan bahwa kekuasaan yang berlebihan tidak untuk demokrasi, dan lain-lain.nak muda di dalam partai akan menjadi perhatian bagi generasi-generasi diatasnya agar terus beradap tasi dengan zaman, agar terus mengingat bahwa regenerasi adalah keniscayaan, untuk terus menyimpan pandangan bahwa kekuasaan yang berlebihan tidak untuk demokrasi, dan lain-lain.
Baca Juga:Kopel Putus Truck Gandengan Terguling, Muatan Bahan Pakan Ternak Penuhi JalanMUI Dorong Polisi Gelar Razia Narkoba
Jika masa depan demokrasi ada di tangan anak muda, maka masa depan partai pun demikian, maka taka da salahnya generasi-generasi baru mulai melirik partai sebagai wadah perjuangan untuk memperbaiki demokrasi dan membenahi segala sesuatu yang dibutuhkan di negeri ini.(*)