Oleh: Dahlan Iskan
Ujian Rustono akhirnya mencapai batas. Berkat sumber air dari kuil itu, Rustono berhasil membuat tempe dengan sempurna. Berikut laporan wartawan Disway, Dahlan Iskan, dari Jepang.
Akhirnya Tsuruko Kuzumoto jadi wanita hebat itu. Di belakang lelaki sukses itu: Rustono. Anak desa asal Grobogan itu.
”Ayo kita ke kuil,’’ ujar Tsuruko pada suaminya itu. Suatu waktu. Setelah melihat tempe suaminya selalu gagal. Berminggu-minggu.
Padahal sudah membeli selimut listrik. Untuk menyelimuti bakal tempenya. Agar tidak terkena udara dingin di musim dingin.
Juga tetap saja gagal.
Baca Juga:Bea Cukai Musnahkan 372.468 RokokSiswa Pelajari Cara Membuat Membuat Keramik
Biar pun terus konsultasi dengan ahli tempe: ibunya atau tetangga ibunya. Lewat sambungan telepon internasional.
Pengantin baru itu pun berangkat ke kuil. Naik sepeda. Menuju stasiun terdekat. Lalu naik kereta api. Sejauh 30 km. Ada stasiun di dekat kuil itu. Mereka membawa jirigen. Untuk mengambil air dari pancuran. Yang selalu mancur tanpa henti. Di komplek kuil itu.
Banyak orang antri ambil air di situ. Umumnya membawa botol. Tapi Rustono membawa jerigen. Agar bisa membawa pulang air lebih banyak.
Kalau jerigen itu harus sampai penuh akan lama mengisinya. Antrian di belakangnya akan panjang. Rustono mengisi dulu jirigen itu setengahnya. Lalu mundur. Ikut antri lagi di barisan paling belakang. Untuk mengisinya lagi. Sampai penuh.
Air dari kuil itulah yang dibawa pulang. Untuk membuat tempe.
Menggantikan air dari kran di rumahnya.
Ternyata kali ini tempenya jadi! Untuk pertama kalinya.
Berkat air dari kuil itu.
Yang sepenuhnya mengalir dari sumber di pegunungan.
Kesimpulannya: membuat tempe tidak bisa dengan air kran.
Memang, di Jepang, kita bisa langsung minum air dari kran. Tanpa harus direbus. Begitu bersihnya. Tapi kandungan zat pembersih air itu masalahnya. Membuat ragi tempe tidak bisa berkembang.