SUBANG-Dinas Kesehatan mengimbau agar pengusaha dan industri lebih memperhatikan karyawannya, terutama pekerja perempuan. Sebab, perempuan saat hamil memerlukan asupan gizi agar bayi yang dilahirkan sehat dan tidak terkena stunting.
Kabid Kesmas Dinkes Subang dr Ahmad Nasuhi mengatakan, data di Dinkes pada bulan penimbangan balita tahun 2017 terdata ada 4.000 anak yang terkena stunting (kerdil). Sehingga Subang masuk priorotas program tersebut terutama di 10 desa prioritas. Dinkes juga menemukan anak dengan kondisi stunting menderita penyakit gangguan fisik dan mental.
“Pelaku usaha dan industri di Subang harus memperhatikan perempuan. Apalagi 80 persen pekerja di pabrik adalah perempuan. Pekerja wanita juga harus memperhatikan bayinya dengan memberikan asupan gizi yang baik dan agar bayi yang di dalam kandungan tidak terkena stunting,” kata dr. Ahmad.
Baca Juga:Waspada Penipuan Catut Nama DVI PolriKepala DLH: Rawan Banjir, Jangan Buang Sampah di Sungai
Dijelaskan Ahmad, penderita stunting didominasi masyarakat berpenghasilan ekonomi rendah. Tapi ada pula yang berpenghasilan tinggi. Hal ini kata dia, harus menjadi perhatian ibu hamil. Hal itu disampaikan dr. Ahmad saat menjadi pembicara di workshop Germas yang digelar di Aula PKK Pemda Subang, Jumat (9/11). Dihadiri Plt Kadinkes Subang, PT BPR Subang dan puluhan ibu-ibu PKK.
Plt Kadinkes Subang Drs Saad Abdul Gani MSi berharap, para kader PKK yang hadir menyebarkan informasi yang didapat dalam acara kepada masyarakat luas. “Besar harapan kami dari pihak Dinas Kesehaetan menyampaikan informasi penting mengenai stunting ini kepada masyraakat luas,” tandasnya.
Direktur PT BPR Subang Anton Abdul Rosyid menambahkan, pihaknya sangat mendukung upaya pencegahan stunting. Pihaknya sangat siap untuk memberikan kontribusi penanggulangan stunting.(ygo/man)