Warga lainnya, Indri (42) mengaku, ia yang tinggal bersama suaminya kerap mengungsi ke rumah orang tuanya berjarak tak begitu jauh dari rumahnya yang retak. Ia khawatir pergerakan tanah merobohkan bangunan rumah saat mereka tengah berada didalam.
“Kalau hujan besar suka pindah ke atas. Tapi kalau hujan kecil di sini aja,” kata Indri.
Indri mengeluh, meski hidup di rumahnya ini mengancam jiwa, namun tak ada pilihan lain selain tetap menempati bangunan yang kini retak parah pada bagian dinding dan lantainya.
“Mau gimana lagi. Tetangga yang lain juga sama,” keluhnya.
Baca Juga:Lulusan SMK Mendominasi Angka Pengangguran Jawa BaratSMKN 1 Pusakanagara Kembangkan Kegiatan Agroedukasi
Sementara itu, pantauan di lokasi, meski terancam bahaya, warga masih beraktifitas seperti biasa. Sebagai antisipasi jika terjadi gerakan tanah susulan, pihak desa sudah menyiapkan tempat relokasi sementara yang tak jauh dari pemukiman penduduk.(sep/din)