JAKARTA – Polri mengimbau agar para keluarga korban tragedi Lion Air JT610 untuk mewaspadai aksi penipuan mengatasnamakan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Para pelaku penipuan akan meminta biaya proses identifikasi. Padahal semua biaya ditanggung Polri.
Kepala RS Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Musyafak mengimbau agar keluarga korban untuk berhati-hati adanya penipuan yang mengatasnamakan DVI.
“Kami sampaikan jika tidak melalui nomor yang sudah kami sampaikan sebelumnya, maka hanya oknum tidak bertanggungjawab. Proses identifikasi tidak ada biaya, semua ditanggung oleh Polri,’’ katanya di RS Polri Kramat Jati.
Baca Juga:Kepala DLH: Rawan Banjir, Jangan Buang Sampah di SungaiPolisi Incar Pelaku Judi Pilkades
Sudah ada beberapa keluarga korban Lion Air yang dihubungi pelaku yang mengatasnamakan DVI Polri. Mereka meminta biaya identifikasi pada para keluarga korban.
“Ini memang ada informasi dari keluarga yang ditelepon-telepon untuk dimintai duit. Maka dari itu kami sampaikan nomor (call center) tadi, kalau bukan dari situ (call Center) berarti bukan dari kami. Untuk biaya semua dari Polri. Kami tidak sampai investigasi, tapi intinya kami sampaikan call center tadi,” katanya.
Selain itu, Musyafak juga menjelaskan hingga Kamis (8/11) sudah 186 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Sedangkan untuk yang teridentifikasi sampai saat ini mencapai 71 korban.
“Sampai kemarin sudah ada 51 yang teridentifikasi. Untuk hari ini ada 20 lagi yang teridentifikasi. Jadi totalnya sudah ada 71 korban teridentifikasi,” katanya.
Dari ke 20 korban yang teridentifikasi hari ini Musyafak mengatakan, bahwa korban laki-laki berjumlah 52 orang dan korban perempuan sebanyak 19 orang.
“Dari 20 korban yang teridentifikasi hari ini adalah pertama atas nama Deni Maulana (laki-laki) 30 tahun, teridentifikasi melalui DNA. Kedua Sintya Welina (perempuan) 25 tahun, teridentifikasi melalui DNA. Ketiga Yunita (perempuan) 32 tahun, teridentifikasi melalui DNA. Keempat Daryanto (laki-laki) 43 tahun, teridentifikasi melalui DNA dan kelima Junior Priyagi (laki-laki) 32 tahun, teridentifikasi melalui DNA,” ujarnya.
Lalu yang yang keenam kata Musyafak, dengan korban atas nama Hesti Nuraini (perempuan) 45 tahun, teridentifikasi melalui DNA. Ketujuh atas nama Inayah Fatwa Kurnia Dewi (perempuan) 38 tahun, teridentifikasi melalui DNA. Kedelapan Mary Yulianda (perempuan) 23 tahun, teridentifikasi melalui DNA dan medis.