PURWAKARTA-Bank Sampah Panulisan, yang berdomisili di Perum Griya Asri Purwakarta, mengajak masyarakat Purwakarta bersedekah dengan cara menampung sampah, dalam keranjang yang bertuliskan “Sodaqoh Sampah”.
Untuk mewujudkan gagasanya itu, Nono Juarno pengelola Bank Sampah Panulisan, menyebar ratusan keranjang sampah di sejumlah sekolah dan kantor intansi pemerintah, dari mulai kantor desa, kecamatan dan bahkan kawasan pemukiman padat penduduk.
Keranjang sampah itu, nantinya akan dijadikan tempat buangan botol dan gelas plastik. Nono pun mengeluarkan modal awal persatu keranjang sampah yang dibuatnya seharga Rp 350 ribu.
Baca Juga:Belum Dapat Intruksi Terkait Kartu Nikah, Kemenag Ajukan 4.500 Buku NikahHari Jadi SMPN 2 Dawuan, dari Merangkak hingga Tegak
“Keranjang ini terbuat dari ram kawat persegi empat,yang dirancang lingkar dan dibuat semenarik mungkin. Upaya ini saya lakukan, agar saat keranjang ditempatkan didepan kantor atau gedung sekolah tak terlihat kumuh,” terang Nono Juarno saat berbincang dengan Pasundan Ekspres, Senin (12/11) sore kemarin.
Mengenai tulisan “Sedekah Sampah” yang tertera pada setiap keranjang sampah itu,dimaksudkan agar hasil penjualan sampah yang ditimbang setiap pengambilan, bisa digunakan si pengelola yang mendapat jatah keranjang sampah, karena setiap sampah yang ditimbang akan dibeli olehnya.
“Soal penggunaan uangnya terserah pengurus, kita kan beli tapi karena bentuknya sedekah sampah, maka harus digunakan untuk kepentingan sosial,semisal bantuan biaya acara giat keagamaan,kemasyarakatan,atau giat kepemudaan,” papar Nono Juarno.
Dari catatannya Nono mengaku, salah satu sekolah SMP di Purwakarta ,yang berhasil mengelola sampah eks siswanya dan mendapat 5-6 keranjang, sampah bertuliskan sedekah sampah itu mengaku cukup terbantu, bahkan kini pengurus di sekolah tersebut, minta tambahan keranjang sampahnya untuk ditempatlan disetiap sudut sekolah mereka.
Penggunaan kata sedekah sampah dinilai lebih efektif, khusus bagi para siswa di sekolah, dinilai sebagai sebuah pembelajaran,”kalau pake istilah menabung sampah,rumit untuk menghitung jumlahnya. Tapi kalau menggunakan istilah sedekah,siswa atau warga termotivasi untuk berbuat baik,toh yang namanya sampah akhirnya akan dibuang juga,” kata Nono.
Hasil pengambilan sampah itu, dikelola secara profesional, sebab Bank sampah Panulisan memiliki mesin press sampah plastik sendiri.