Kebiasaan baik yang ditunjukkan oleh sebagian besar warga Australia tersebut bukan merupakan hal yang luar biasa apabila kita menyaksikan proses pendidikan yang diselenggarakan sejak dari pendidikan dasar. Di sekolah – sekolah Australia, pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dari keseharian anak didiknya. Jauh – jauh hari sebelum diajarkan tentang matematika, anak – anak di Australia diajarkan tentang makna tanggungjawab dan kejujuran terlebih dahulu. Bagi mereka, tanggungjawab dan kejujuran merupakan pondasi dasar bagi setiap individu dalam menjalani kehidupannya. Hal ini berbanding terbalik dengan pendidikan di negara kita yang cenderung mengedepankan nilai akademik dengan diberlakukannya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan Ujian Nasional (UN) untuk dapat melangkah ke jenjang selanjutnya. Kurikulum 2013 yang dahulu digadang – gadang mampu memperbaiki moral generasi muda pun nyatanya belum membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Agar anak – anak kita mampu mengimplementasikan nilai – nilai karakter yang diajarkan di sekolah, setiap pendidik diharapkan mampu menunjukkan kinerjanya dengan sebaik – baiknya. Memberikan keteladanan kepada peserta didiknya menjadi sebuah keniscayaan dalam upaya melahirkan generasi unggul yang memiliki karakter. Adapun pemerintah sebagai pengambil kebijakan hendaknya mampu menyusun kurikulum pendidikan yang mendukung tumbuh kembangnya karakter anak. Pendidikan yang berorientasi pada nilai akademik tanpa diimbangi dengan muatan karakter secara proporsional hanya akan menjadikan proses pendidikan berjalan secara parsial. Artinya, ilmu yang diperoleh di bangku sekolah tidak akan ada artinya apabila tidak dibarengi dengan perilaku yang baik dan melekat pada diri mereka.(*)