Dengan penuh kelembutan nabi menyuapi pengemis tersebut, walau setiap kali disuapi oleh nabi, pengemis tersebut mencaci maki nabi. Akan tetapi nabi menahan dirinya tidak marah, bahkan tetap melanjutkan menyuapi pengemis tersebut setiap hari hingga beliau meninggal. Pengemis itu tidak tahu hingga suatu ketika sahabat Abu bakar yang memberi tahu pengemis tersebut, bahwa orang yang selama ini menyuapinya adalah nabi Muhammad Saw yang sering dicaci makinya.
Singkat cerita, kepandaian nabi menahan dirinya untuk tidak mudah marah membuat orang-orang itu bersyahadat memeluk Islam.
Beberapa kisah di atas seharusnya bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan, seandainya nabi tidak pandai menahan diri atau baperan, mungkin islam tidak akan pernah sampai ajarannya kepada kita saat ini.
Baca Juga:Pembangunan Pelabuhan Patimban Paket 1 Dimulai, Nilai Kontrak Mencapai Rp 6,061 TriliunFestival Sholawat Nusantara Piala Presiden RI, Gelorakan Semangat Cinta Tanah Air
Namun, hari ini kita menyaksikan betapa banyak orang yang mengaku umat nabi tapi belum bisa meneladani nabi dalam hal menahan dirinya untuk tidak mudah marah atau emosi alias tidak baperan. Kita juga masih menyaksikan betapa maraknya aksi saling mencaci antar pendukung capres dan cawapres juga partai politik di media sosial dengan kata-kata yang tidak baik.
Para pendukung seharusnya lebih bekerja keras dalam menunjukan kelebihan pasangan yang didukungnya atau partainya daripada sekedar menyerang kubu yang bersebrangan. Berbeda pilihan merupakan hak masing – masing, akan tetapi persatuan harus tetap dijaga. Jangan sampai gara-gara beda pilihan, ikatan keluarga atau persaudaraan menjadi terputus, sesama pengurus DKM masjid menjadi tidak harmonis.
Di kantor atau ditempat kerja dan lainya menjadi tidak kondusif.
Oleh karenanya, penulis mengajak kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dari perbuatan atau perkataan yang dapat mengancam persatuan. Mari kita jaga sikap dan ucapan kita untuk tetap saling menghormati dalam perbedaan. Kita jaga kondusifitas negeri ini dengan tetap santun dalam berpolitik. Kita tunjukkan kepada dunia kedewasaan kita dalam berdemokrasi. Mari menahan diri kita di tahun politik ini.(*)