Oleh: Dahlan Iskan
Baru sekali ini terjadi. Sebagian peserta KTT APEC tidak tinggal di negara penyelenggara: Papua Niugini. Sampai jadi bahan guyonan.
Wakil Presiden Amerika Serikat misalnya, tinggal di Australia. Demikian juga Sultan Bolkiah dari Brunai.
Pagi-pagi mereka terbang dari Australia. Menghadiri sidang-sidang APEC. Sorenya balik ke hotel mereka di Australia. Tepatnya di Cairns. Kota kecil di negara bagian Queensland yang menghadap ke Papua Niugini.
Baca Juga:Satuan Reserse Amankan 9 Tersangka Kasus Narkoba, Diantaranya Kurir dan PengedarPenahanan Mantan Sekwan dan Bendahara Jadi ‘Cambuk’
Penerbangan dari Cairns ke Port Moresby, tempat sidang, memakan waktu 1,5 jam.
Tentu alasan utamanya adalah keamanan. Papua Niugini dikenal tidak aman. Fasilitasnya juga minim. Beberapa kegiatan terpaksa dilakukan di atas kapal. Yang bersandar di pelabuhan Port Moresby. Termasuk pidato dua tokoh penting: Wapres AS Mike Pence dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Ada alasan guyonan kenapa Mike Pence tidak mau tinggal di Port Moresby. Ibukota Papua Niugini itu sudah seperti dikuasai Tiongkok.
Jalan-jalan utama di sana dibangun oleh Tiongkok. Lewat program One Belt One Road (OBOR). Kalau Pence tinggal di Port Moresby sama saja dengan menjadi tamu Tiongkok.
Padahal Amerika lagi dalam keadaan perang. Lawan Tiongkok. Perang dagang. Bahkan juga perang program. Amerika lagi melaunching OPIC: saingan OBOR.
Pidato Pence kemarin di kapal itu penuh berisi promosi OPIC. Sambil menyindir habis-habiskan OBOR.
Negara-negara Asia, kata Pence, jangan mudah tergiur belt yang mencekik dan one road yang menyesatkan. Penyebutan kata belt dan road di situ jelas menyindir OBOR.
Baca Juga:1300 Anak TK/RA Ikut Festival Kreasi Anak SolehDeklarasi Damai Pemilu 2019 Dihadiri Tiga Parpol
Masalahnya OPIC-nya Amerika ‘hanya’ menyediakan dana USD 60 miliar. Sedang OBOR-Tiongkok USD 1 triliun.
Saat Pence berpidato Xi Jinping belum tiba di kapal. Dan saat Jinping tiba, Pence sudah meninggalkan kapal.
Xi Jinping tidak merespons sedikit pun serangan Pence. Ia lebih menekankan bahwa perang dagang yang sedang berlangsung hanya membuat semua pihak kalah. ” Tidak akan ada yang menang,” katanya.
Pengamat bahkan menilai Pence tidak mau tinggal di Port Moresby karena ini: tidak mau jadi penonton di panggungnya Tiongkok.
Panggung Tiongkok itu nyata adanya: kedatangan Xi Jinping dielu-elukan. Sampai anak sekolah pun dikerahkan untuk menyambutnya di pinggir jalan.