Kedua, minimnya transfer teknologi di bidang pertanian. Kenyataan menunjukkan, sebagian besar para petani kita menggarap sawah mereka secara tradisional. Hal tersebut bukan saja berakibat pada stagnan nya hasil panen, namun juga dapat meningkatkan resiko gagal panen. Beragam jenis penyakit atau hama pada tanaman semakin banyak ditemukan seiring berubahnya pola hidup masyarakat maupun akibat terjadinya perubahan iklim. Dengan kata lain, pemerintah belum bekerja secara maksimal dan memberikan perhatian khusus pada bidang pertanian. Padahal, ketersediaan pangan nasional akan sangat berpengaruh terhadap kedaulatan bangsa.
Ketiga, keterbatasan lahan. Terbatasnya lahan pertanian juga menjadi penyebab terkendalanya upaya regenerasi petani di tanah air. Banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman maupun kawasan industri mengakibatkan pasokan pangan semakin hari kian berkurang. Alih – alih berjuang untuk mengembalikan fungsi lahan, sebagian masyarakat lebih memilih untuk pasrah dengan keadaan. Kondisi tersebut diperparah dengan paradigma yang di kalangan masyarakat yang mengidentikkan petani sebagai profesi yang jauh dari kata sejahtera. Artinya, apalah guna memperjuangkan sesuatu yang sama sekali (dianggap) tidak mampu membawa keuntungan yang (lebih) besar.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam proses regenerasi petani sebagaimana dijelaskan oleh penulis di atas sudah sepatutnya menjadi perhatian serius dari para pemangku kebijakan di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini diperlukan langkah – langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan yang jumlahnya semakin tinggi di masa yang akan datang. Untuk itu ada beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Baca Juga:Dirut Baznas Ungkap Tiga Strategi Penggalangan DanaPemkab Segera Tetapkan Siaga Bencana
Pertama, memperbaiki taraf hidup para petani. Meningkatkan kesejahteraan (keluarga) petani merupakan hal paling utama yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka. Dalam hal ini pemerintah diharapkan lebih bijak dalam menentukan harga dasar gabah yang biasa dibeli dari para petani. Pemerintah diharapkan dapat menghitung dengan cermat biaya operasional yang telah dkeluarkan oleh petani mulai dari masa tanam hingga waktu panen, termasuk tenaga yang dikeluarkan oleh para petani. Dari data tersebut kemudian dapat dihitung berapa keuntungan yang sepantasnya diperoleh para petani berdasarkan luas lahan yang mereka miliki.