CIKALONG WETAN- Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) PT Pembangkitan Jawa dan Bali (PJB) mengungkapkan 30 tahun waduk Cirata berdiri, kualitas air yang ada terus menurun. Dampaknya terhadap peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dengan kondisi tersebut maka pihaknya berharap kualitas air bisa lebih bagus.
“Ada juga masalah yang harus dihadapi yaitu kualitas air. Dulu saat dibangun kualitas air level 1. air bisa menjadi bahan baku air minum,” ujar Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung saat acara 30 tahun Waduk Cirata di Pusat Pengendali Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (21/11).
Ia menuturkan, saat ini kualitas air di Waduk Cirata sudah berada pada level tiga yaitu air hanya bisa digunakan untuk kegiatan perikanan. Sementara level dua air bisa digunakan untuk kegiatan wisata dan level empat air hanya bisa digunakan untuk kegiatan pertanian.
Baca Juga:Ridwan Kamil Titip Pesan untuk Milenials di JabarPemuda Disabilitas Mampu Ciptakan Robot, Dedi Mulyadi Akan Beri Pendampingan
“Dulu waktu dibangun, orang-orang itu kalau mau minun air waduk bisa (dan) dipanaskan. Itu level satu. Sekarang kita melihat sendiri levelnya sudah turun ke level tiga,” ujarnya.
Menurutnya, dengan kondisi kualitas air yang berada di level tiga maka tidak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Oleh karena itu, momentum 30 tahun Waduk Cirata berdiri pihaknya menginginkan agar kualitas air bisa meningkat minimal menjadi level dua.
Dirinya menambahkan, pihaknya mendorong agar tempat-tempat yang ada di Waduk Cirata bisa dioptimalkan dan diberdayakan. Sehingga banyak lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ke depan.
Kepala BPWC PT PJB, Wawan Darmawan mengungkapkan 30 tahun berdirinya Waduk Cirata menjadi momentum bagi pengelola untuk mengulas dan mengevaluasi sejauh mana kemajuan waduk. Termasuk menyangkut kualitas air yang ada.
“Kita ingin ke arah wisata (level 2 red), lebih baik. Kalau dibiarkan pada level 3 maka bisa menjadi level 4. Di wilayah Saguling itu levelnya (kualitas air) bisa lebih dari empat,” ujarnya disela-sela acara.
Dirinya mengungkapkan salah satu penyebab kualitas air berada di level tiga di Waduk Cirata karena adanya Keramba Jaring Apung (KJA) yang sampai saat ini jumlahnya mencapai puluhan ribu petak KJA serta gulma. Menurutnya, sisa pakan yang diberikan kepada ikan menjadi racun dan merusak peralatan PLTA.