Saya sangat percaya pada pilot. Saya tidak pernah pilih-pilih pesawat. Prinsip saya jelas: sepanjang pilot berani terbang saya akan ikut. Dalam cuaca apa pun.
Pernah saya naik pesawat kecil. Di Nunukan. Sudah naik disuruh turun lagi. Mesinnya ada yang perlu diperbaiki. Lalu diminta naik lagi. Dicoba dihidupkan. Tidak bisa. Disuruh turun lagi.
Akhirnya saya terbang dengan pesawat itu. Karena pilotnya berani terbang.
Saya yakin sekali: pilot itu juga manusia. Yang punya keluarga. Istri. Anak. Mungkin pacar. Pasti semua pilot tidak mau mati.
Baca Juga:Promo Wisata Digital Sampuran, Mudahkan dan Tingkatkan Kunjungan WisataHonorer K2: Masa Bhakti Jadi Perhatian Khusus
Kecuali yang sengaja menerjunkan pesawatnya di laut dekat Palembang itu. Atau di pegunungan di Jerman itu. Atau yang dari Mesir itu. Ups… Banyak juga ya pilot yang ingin mati hahaha.
Saya juga sangat percaya pada desain pesawat. Saya tahu ini: pesawat didesain dengan sangat aman. Para ahli menyebutkan: pesawat adalah kendaraan yang dibuat paling aman di dunia.
Dibandingkan dengan kendaraan apa pun. Kecuali onta.
Tapi ‘pertempuran’ besar di balik kecelakaan JT610 bisa juga jadi ‘perdamaian besar’ : antara produsen dan konsumen.
Boeing adalah produsen pesawat terbesar di dunia. Lion adalah salah satu pembeli terbesar Boeing.
Pemberitaan kesalahan desain pesawat bisa merusak reputasi Boeing. Bahkan bisa berakibat tuntutan hukum. Termasuk dari semua penumpang JT610.
Memang yang terbaik adalah menunggu hasil pemeriksaan secara keseluruhan. Terutama isi blackboxnya.
Dan percayalah pada pilot. Sepenuhnya. Jangan Anda menjadi takut. Lalu ke Medan naik onta. (Dahlan Iskan)