Oleh: Dahan Iskan
Kejutan di Taiwan. Atau bukan kejutan. Partai yang ingin merdeka itu kalah. Telak.
Presiden Taiwan pun, Tsai Ing-wen, mengundurkan diri. Sebagai ketua partai. Wanita bujang berumur 57 tahun itu menyerah. Tidak mau jadi capres lagi. Pada Pemilu 2020.
Partai penguasa kalah telak. Di Pilkada serentak. Sabtu kemarin. Dari 23 kota/daerah hanya menang di enam tempat.
Baca Juga:Salman: KPU Sudah Terima SK PAW Entis, Siap Agendakan PelantikanHujan Diskon Nissan-Datsun
Satu daerah dimenangkan calon independen. Daerah penting: kota Kaoshiung. Kota terbesar di wilayah selatan Taiwan.
Kekalahan di Kaoshiung sangat memukul Ing-wen. Kaoshiung adalah kota paling kuat basis “ingin merdeka”-nya.
Selebihnya dimenangkan oposisi: Partai Koumintang.
Yang dalam sejarahnya terusir ke Taiwan karena melarikan diri.
Dalam perang saudara lawan partai komunis yang kemudian berkuasa di Tiongkok. Sampai sekarang.
Inilah pemilu paling seru di Taiwan. Akibat terlalu banyak isu yang menarik. Dan menegangkan.
Sampai jam penutupan pun antrean masih panjang. Untung ada klausul: tetap boleh mencontreng. Sampai jam berapa pun. Bagi yang sudah tiba di lokasi sebelum jam 4 sore.
Proses pencontrengan itu memang bertele-tele. “Taiwan ini negara dengan teknologi informasi sangat maju. Tapi proses pemilunya kalah dengan negara ketiga,” guyon rakyat pada umumnya.
Baca Juga:Hari Ini, Zaskia Gotik Meriahkan Pembukaan Porpemda XIV JabarKetersedian Pupuk Sangat Melimpah, PKC Pastikan Kebutuhan Saat Musim Tanam Aman
Antrean memang berjalan amat lamban. Satu orang meninggal dalam antrean. Orang tua. Pertanyaan yang harus dicontreng terlalu banyak.
Pemilu kali ini memang sekaligus diserentakkan dengan referendum.
Jangan kaget: ada 10 referendum. Tentang kawin sejenis. Tentang PLTU Batubara. Tentang listrik nuklir. Tentang olahraga.
Pertanyaannya pun panjang-panjang. Misalnya (siapkan nafas) :
Apakah anda setuju bila kementerian pendidikan dan sekolah swasta harus tidak mengajarkan pelajaran yang ada hubungannya dengan homoseksual seperti yang detilnya tercantum dalam UU Penegakan Peraturan untuk Pendidikan Persamaan Gender?
Sebenarnya saya ingin menampilkan beberapa contoh lagi. Tapi saya tidak ingin anda menderita sesak nafas.
Rupanya rakyat Taiwan tetap ingin tenang. Tidak suka dengan gaya partai penguasa. Yang terlalu pede. Sampai memancing kemarahan Tiongkok. Yang punya prinsip sedumuk batuk senyari bumi: Taiwan adalah hanya satu propinsinya.
Selama Tsai Ing-wen berkuasa, ketegangan di selat Taiwan memang meningkat. Sampai tahap menakutkan. Apalagi setelah kapal perang Amerika beberapa kali melintasi selat itu. Dan Tiongkok melakukan latihan perang secara khusus: area latihannya persis seluas Taiwan.