Namun kata dia, perlu diingat bahwa kondisi itu tidak akan terus bertahan. Sebab ada saat dimana, akan ada saat penurunan telur bebek. Hal itu disebabkan pakan semakin berkurang di area pengangonan itu.
“Oleh karenanya peternak harus pandai memilih area pengangonan, mencari area sawah yang sedang musim panen dan banyak keongnya,” tuturnya.
Namun kesuksesan itu tak luput dari peran rekan kerja beternak bebeknya, yang sehari-harinya, ia selalu dibantu oleh rekan kerja bernama Sanuri. Ia percaya sepenuhnya, karena hasil kerjanya yang sudah teruji dan pandai mengurus bebek siang dan malam hari. “karena jumlah bebek satu ribuan tak bisa dikelola seorang diri,” jelasnya.
Baca Juga:Ratusan Warga Bersihkan Sungai dari SampahPeran Perempuan dalam Dunia Politik
Cartim juga tak lupa untuk memberikan vaksin untuk menjaga kesehatan ternak bebeknya. Pemberian Vaksin diawali sejak itik, kemudian umur 20 hari divaksin lalu 50 hari divaksin lagi. “Selanjutnya melihat situasi perkembangan bebek perlu diobat atau tidak,” tuturnya.
Namun selain vaksin kimia, juga dianjurkan menggunakan tetes tebu, kunyit dan gula merah sebagai obat alami/herbal. Jika perkembangan bebek normal maka mulai bertelur saat umur bebek 5 bulan hingga bertahun-tahun. Perbandingan bebek pejantan dan betina dari 100 ekor betina hanya butuh 2 ekor bebek jantan, ” Jadi tidak butuh banyak bebek jantan, asal ada jantan dan bisa bertelur,” pungkasnya. (ygi/dan)