“Naiknya NTUP mengindikasikan bahwa usaha tani Hortikultura semakin menguntungkan secara ekonomi. Artinya kesejahteraan petani juga meningkat,” ucap Dirjen muda yang akrab dipanggil Wandi tersebut.
Menurutnya, sesuai arahan Presiden dan Menteri Pertanian, ekspor produk hortikultura tropis agar terus digenjot. Oleh karena itu, proses perijinan ekspor pun dibuat se simple mungkin.
Dampak kebijakan tersebut langsung dirasakan pelaku usaha. Ekspor produk hortikultura tropis seperti manggis, durian, pisang, bawang merah, wortel, tanaman obat hingga tanaman hias meningkat signifikan.
Ekspor Manggis periode Januari-September 2018 melonjak 378,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor durian hingga September 2018 melesat naik 733% dibanding 2017. Yang dulunya kita defisit, sekarang neraca perdagangan durian kita sudah surplus. Periode Januari-September 2018 durian kita surplus 733 ton. Buah-buahan lain yang ekspornya turut naik antara lain pisang, salak, jeruk dan rambutan. Untuk Nanas baik segar maupun olahannya mampu mengisi 85% pangsa ekspor buah-buahan. Pisang kita sudah swasembada bahkan kita sudah mampu ekspor pisang jenis cavendish dan pisang mas kirana. “Jadi kalau dulu hampir tiap hari kita dijejali dengan buah-buahan impor, kini buah-buahan lokal sudah mampu merajai, bahkan ekspor,” tukasnya.
Baca Juga:Pemerintah Daerah Jangan Ragu Biayai PenelitianWarga Pusakaratu Demo Kontraktor, Tuntut Perbaikan Rumah Retak
Selain buah-buahan, kinerja bawang merah juga mencatatkan prestasi yang membanggakan, dari semula masih impor 74 ribu ton tahun 2014, bisa turun drastis hingga nol persen di tahun 2016.
“Sejak 2016 hingga saat ini kita sudah tidak lagi impor Bawang Merah dan Cabai Segar. Bahkan kita mampu membalikkan keadaan menjadi ekspor. Tahun 2017 lalu ekspor bawang merah mencapai 7.750 ton dan tahun 2018 ditargetkan naik 100%.
Ekspor sayuran babby buncis, sayuran, tanaman hias dan benih hortikultura juga terus kita dorong tingkatkan. Untuk kentang sayur, Alhamdulillah sudah tidak perlu impor lagi alias swasembada,” katanya.
“Kami mengakui masih punya PR untuk menyelesaikan target swasembada bawang putih di tahun 2021 dan Kentang Industri 2020. Untuk bawang putih tahun 2018 ini ditargetkan bisa tanam sekitar 10.600 ribu hektar yang seluruh hasilnya akan dijadikan benih untuk musim tanam 2019 nanti seluas 40 ribu hektar. Tahun 2020 kami akan tanam besar-besaran hingga puncaknya 2021 nanti kita akan tutup kran impor secara signifikan,” ungkap Wandi.(eko/din)