PUSAKANAGARA-Puluhan warga Desa Pusakaratu datangi titik 0 pembangunan akses jalan menuju Pelabuhan Patimban. Mereka datang untuk menyuarakan aspirasi, dari dampak adanya pembangunan yang dikeluhkan warga.
Seperti diketahui pertengahan Oktober lalu, saat dilakukan tes pile pemasangan tiang pancang, sekitar 57 rumah warga di Dusun Ciawitali RT19/RW04 Desa Pusakaratu mengalami retak-retak, diantaranya 4 tembok rumah warga juga runtuh.
Hal itu terjadi akibat besarnya getaran yang dihasilkan akibat pemasangan tiang pancang. Setelah, hampir 1 bulan setengah pasca rusaknya rumah warga itu, proses perbaikan rumah wargapun masih belum tuntas, akibatnya warga menuntut untuk segera dilakukan perbaikan/konpensasi.
Baca Juga:Asep Iwan Usung Desa InovatifKampanye Damai Pilkades Serentak
Meskipun telah dilakukan beberapa kali mediasi antara kontraktor, warga serta pemerintah desa. Namun masih belum ada hasil.
Koordinator Aksi Tarlam mengatakan warga meminta PT Shimizu untuk segera menanggapi tuntutan warga. Selain itu, warga juga berharap ada solusi mengenai permasalahanm itu, seperti polusi udara serta kebisingan dari dampak pembangunan akses jalan.
“Kami ini datang tidak menuntut banyak hal, hanya minta rumah-rumah yang retak dan runtuh diperbaiki,” kata Tarlam.
Manager HSE PT Shimizu Pantja Nugraha mengaku, pihaknya memahami inti dari aksi atas keluhan-keluhan serta masukan dari warga. Ia juga mengungkapkan secepatnya akan memfollow up masukan warga, soal perbaikan dan relokasi bagi warga yang rumahnya terdampak tes pile tiang pancang.
“Kita akan follow up lagi sebelum pemancangan itu dilakukan, sebetulnya beberapa rumah juga sudah diperbaiki satu persatu dan masih terus berjalan” jelasnya.
Pantja juga sangat concern terhadap keinginan warga yang ingin dilakukan sosialisasi mengenai pembangunan akses jalan. Sebab keselamatan, kesehatan dan keamanan juga jadi hal yang menjadi perhatian dari kontraktor.
Sementara itu, Kepala Desa Pusakaratu Aan Ana mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk protes secara murni, dari warga yang menuntut soal AMDAL. Sebab saat tes pemasangan tiang pancang banyak rumah warganya yang mengalami retak-retak, serta sebagian tembok warga juga ada yang runtuh. “Hampir dua bulan belum ada penyelesaian,” ucap Aan.
Baca Juga:Ekopontren Bakal Buka 1.000 Mart di PesantrenWarga Protes, Rumah Retak karena Getaran Pembangunan Pelabuhan Patimban
Perwakilan Kementrian PUPR Febian yang hadir juga berencana untuk mencari jalan keluar atas permasalahan ini lewat mediasi. “Kita setelah ini akan lakukan mediasi dan pertemukan warga dengan kontraktor. kita bicara jalan keluarnya lewat mediasi,” ungkapnya.