Diragukan.
Semua melihat Nasir masih anak-anak: 19 tahun.
Tapi Nasir yakin bisa. Itu makanannya saat magang di Astra dulu.
Nasir lihat Klep-klep mobil itu. Pistonnya empat. Berarti klepnya ada delapan. Klep-klep itulah yang terlalu berdekatan.
Nasir menyetel ulang klep-klep itu. Lalu dicoba dihidupkan: grenggggg. Mobil hidup dengan suara lebih garang.
Tapi pengemudi mobil tidak pede. Nasir harus ikut serta dalam mobil itu. Yang sudah penuh penumpang itu. Harus ikut sampai gunung terakhir. Artinya: sampai tujuan. Tiga hari kemudian bisa ikut balik ke Tanjung Redeb.
Baca Juga:Hari Aids Sedunia, WAPA PANTURA Dikunjungi Dewan Pertimbangan PROPERRawan Banjir, Cipta Karya Kaji Drainase Kota
Waktu naik gunung pertama itulah ujian bagi Nasir. Di situlah mobil tersebut dulu gagal menanjak. Ternyata mobil ini kini mampu naik dengan pedenya. Nasir mendapat pujian dari seluruh penumpang.
Nasir tentu senang kemampuannya diakui. Tapi tetap saja ia harus duduk di pojok belakang. Tempat barang. Semua kursi sudah terisi penumpang. Ia terpental-pental. Itulah nasib yunior. Yunior yang mampu sekali pun. Minggu berikutnya Nasir tiba kembali di Tanjung Redeb. Langsung diangkat menjadi kepala teknik. Seniornya kini jadi anak buahnya. Nasir sadar. Bakal banyak persoalan psikologis. Ia bertekad: harus pintar-pintar membawa diri. Sering kali ia lakukan: untuk hal yang sudah tahu pun Nasir bertanya pada anak buahnya. Pura-pura. Bohong. Tapi penting.
Gajinya naik terus. Tapi Nasir tetap tinggal di bengkel. Menghemat. Gaji pertamanya ia kirim ke ibunya. Ibu kandung.
Tiga tahun di bengkel itu Nasir sudah punya banyak tabungan. Ia bertekad ingin jadi pengusaha. Hanya menjadi karyawan tidak akan membuatnya kaya.
Kebetulan: ada kapal kayu dijual. Tanpa mesin. Nasir mampu membeli kapal itu. Dari tabungannya.
Lalu ia datangi penjual mesin. Yang selama ini sering minta tolong padanya: urusan kerusakan mesin kapal. Ia minta untuk bisa beli mesin. Dengan cara mencicil.
Begitulah. Nasir sudah punya kapal. Untuk angkut pasir. Setiap kali angkut ia dapat uang Rp 290 ribu. Dibagi tiga. Ia dapat Rp 70 ribu. Dua orang yang menjalankan kapal mendapat @Rp 70 ribu.