“Kalau perlu, dua rumah yang di Canada juga jadi jaminan,” ujar pengacara itu. “Kalau kurang percaya juga dua paspor Sabrina diserahkan,” tambahnya.
Biarlah Sabrina hidup bebas di Canada. Tanpa paspor. Yang berarti tidak perlu dicurigai akan ke mana-mana.
Tapi pihak Amerika menuntut lebih dari itu: Sabrina harus diekstradisi ke Amerika. Akan diadili di Amerika. Sabrina juga harus tetap ditahan.
“Sabrina itu punya sumber daya yang luar biasa. Untuk bisa melakukan apa saja,” ujar pengacara pemerintah Canada.
Ruang sidang hari itu penuh sesak. Tumben sekali. Wartawan yang meliput lebih dari 120 orang. Semua TV tidak ada yang no signal. Pihak Huawei mendaftarkan 20 orang eksekutifnya. Untuk memberi dukungan ke Sabrina.
Baca Juga:APBD Rp 2,1 Triliun, Target PAD Rp 465 MiliarBahu Jalan Terkikis, Warga Minta Tembok Penahan Tanah
Ini memang bukan hanya persidangan Sabrina. Atau Huawei. Tapi membawa reputasi Tiongkok secara keseluruhan.
Perundingan untuk mengakhiri perang dagang bisa tambah satu agenda: Huawei. Bahkan mungkin saja menjadi agenda paling penting.
Pengacara Sabrina juga mempersoalkan ini: mengapa HSBC bank tidak dianggap melanggar sanksi itu.
Huawei memang harus all out di sini. Sabrina bisa kena hukuman 30 tahun.
Tiongkok tidak akan diam. Prospek penyelesaian perang dagang kian suram. Harga saham di New York merosot. Apalagi di Nasdaq. Yang memperdagangkan saham perusahaan teknologi. Turun sampai 6 persen.
Sabrina terlihat tenang di pengadilan. Melempar senyum ke hadirin. Terutama ke para eksekutifnya.
Hari itu Sabrina akan ke Meksiko. Landingnya di kantor polisi. (Dahlan Iskan)